Sejarah Singkat Hari Santri Nasional Ditetapkan 22 Oktober, Berikut Tema dan Logo HSN 2022

- 15 Oktober 2022, 22:18 WIB
Sejarah Singkat Hari Santri Nasional Ditetapkan 22 Oktober, Berikut Tema dan Logo HSN 2022
Sejarah Singkat Hari Santri Nasional Ditetapkan 22 Oktober, Berikut Tema dan Logo HSN 2022 /

MANTRA SUKABUMI - Meriahkan Hari Santri Nasional dengan memberikan ucapan dan semangat pada para santri di seluruh Indonesia.

Sebagai santri harus tahu, latar belakang sejarah Hari Santri yang selalu diperingati setiap 22 Oktober atau HSN 2022

Hari Santri tahun ini jatuh pada hari Sabtu, 22 Oktober 2022 ketahui sejarah singkat Hari Santri dan Logo serta Tema terbaru HSN 2022 lengkap filosofi dan maknanya.

Baca Juga: 5 Puisi tentang Santri, Cocok Dibagikan saat Hari Santri Nasional pada 22 Oktober 2022

Dilansir mantrasikabumi.com dari berbagai sumber pada Sabtu 15 Oktober 2022, simak sejarah singkat Hari Santri berikut logo dan tema terbaru HSN 2022.

Resolusi Jihad NU yang kini diperingati sebagai Hari Santri Nasional pada 22 Oktober mampu menggelorakan semangat arek Suroboyo pada pertempuran 10 November 1945

Untuk menghargai peran santri dan ulama pada Resolusi Jihan NU dan pertempuran 10 November 1945. Presiden Jokowi menetapkan 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional.

Untuk mengetahui sejarah dan latar belakang penetapan Hari Santri Nasional, silahkan simak catatan sejarah berikut.

Presiden Soekarno dihadapkan pada situasi pelik. Saat bangsanya yang baru berdiri belum genap dua bulan sudah dirongrong kembali oleh kedatangan penjajah.

Tentara sekutu di bawah Komando Inggris yang diboncengi Netherlands Indies Civil Administration (NICA) akan datang mengambil alih kekuasaan dari Jepang.

Baca Juga: Sambut Hari Santri Nasional 2022, Bagikan Ucapan Selamat pada Santriawan dan Santriawati Seluruh Indonesia

Beberapa hari sebelum berkobar perang rakyat Surabaya melawan tentara Sekutu pada 10 November 1945, Presiden Sukarno menyambangi Pesantren Tebu Ireng, Jombang, Jawa Timur.

Ia akan menemui Kiai Haji Hasyim Asy’ari untuk membicarakan keresahannya atas kedatangan tentara sekutu di bawah Komando Inggris yang diboncengi Netherlands Indies Civil Administration (NICA).

Ki Setyo Oetomo Darmadi mengisahkan, adik pahlawan Pasukan Pembela Tanah Air (PETA) Soepriyadi, Bung Karno menemui pemimpin Nahdlatul Ulama (NU) itu ditemani Residen Jawa Timur, Soedirman.

Dalam perjumpaan bersejarah di Pondok Pesantren Tebu Ireng itu, kedua pemimpin membahas situasi politik terkait kedatangan pasukan

Sukarno saat itu menyadari bahwa umat Islam merupakan kekuatan yang tidak bisa diremehkan, terlebih KH Hasyim Asy’ari merupakan figur yang sangat disegani para kiai dan santri se-Jawa dan Madura.

Pasukan Sekutu dan NICA mendarat di Tanjung Priok, Jakarta, 29 September 1945. Mereka mendarat menggunakan kapal penjelajah Cumberland yang terdiri dari tiga divisi tentara Sekutu.

Pertama 23th Indian Division, yang dikomandoi Mayor Jenderal D.C. Hawthron untuk Jawa Barat. Kemudian 5th Indian Division di bawah pimpinan Mayor Jenderal E.C. Mansergh untuk Jawa Timur, dan ketiga 26th Indian Division yang berada di bawah komando Jenderal H.M. Chambers untuk daerah Sumatera.

Kedatangan mereka tak lama diikuti oleh kehadiran Gubernur Jenderal Van Mook pada 5 Oktober 1945, bertepatan pada saat terbentuknya Tentara Keamanan Rakyat (TKR).

Baca Juga: GRATIS, Unduh Twibbon Tema Hari Santri Nasional Keren, Desain Bingkai Foto Kece Sambut HSN 22 Oktober 2022

Kembalinya penjajah ke Tanah Air pada awalnya tak disambut perlawanan yang berarti dari rakyat Indonesia. Kala itu, Ibu Pertiwi masih seumur jagung.

Akhirnya, seperti yang disebutkan Ahmad Mansur Suryanegara dalam Api Sejarah Jilid Kedua, dalam Rapat Wakil 2 Daerah (Konsoel 2) Perhimpunan Nahdlatul Ulama seluruh Jawa dan Madura pada 21-22 Oktober 1945 mengajukan 'Resolusi Jihad' pada Pemerintah Republik Indonesia.

Resolusi Jihad itu menyerukan dua agenda sebagai berikut:

Pertama memohon dengan sangat kepada Pemerintah Republik Indonesia supaja menentukan suatu sikap dan tindakan jang njata serta sepadan terhadap usaha-usaha jang akan membahajakan Kemerdekaan dan Agama dan Negara Indonesia terutama terhadap fihak Belanda dan kaki tangannya.

Kedua supaja memerintahkan melandjutkan perjuangan bersifat 'sabilillah' untuk tegaknya Negara Republik Indonesia Merdeka dan Agama Islam.

Resolusi Jihad NU menggelorakan semangat jihad di kalangan umat Islam waktu itu. Para ulama, pemuda serta Barisan Pemberontakan Rakjat Indonesia yang dipimpin Bung Tomo, kemudian berinisiatif membentuk organisasi kesenjataan untuk mendapatkan persenjataan dari bala tentara Jepang.

Suryanegara menerangkan, waktu itu markas-markas Jepang di Bandung, Garut, Surakarta, Yogyakarta, dan Semarang diserang oleh rakyat Indonesia untuk mendapatkan pasokan persenjataan guna melawan Sekutu bersama NICA.

Baca Juga: Isi Kandungan Surat Al Araf Ayat 56, Tentang Azab untuk Orang Syirik dan Maksiat, Lengkap Arab, Latin, Artinya

Bahkan Laksamana Shibata Yaichiro, seorang panglima senior Jepang yang memihak kepada Republik Indonesia lebih memilih membukakan pintu gudang persenjataan Jepang kepada para pemuda Indonesia.

Meskipun pada akhirnya, Laksamana Shibata Yaichiro menyerah ke Belanda namun sebelumnya telah meminta pasukannya untuk menyerahkan semua senjata ke rakyat Indonesia. Tentara Sekutu pun lantas meminta rakyat Indonesia agar menyerahkan seluruh senjata itu kepada pihak Sekutu.

"Namun Bung Tomo beserta Barisan Pemberontakan Rakjat Indonesia memerintahkan agar tak meladeni arahan sekutu tersebut," tulis Mansur Suryanegara dalam bukunya, Api Sejarah Jilid Kedua.

Sementara peringatan Hari Santri 2022 mengusung Tema peringatan Hari Santri Nasional 2022 tahun ini adalah "Berdaya Menjaga Martabat Kemanusiaan" yang mana diresmikan oleh Kementerian Agama RI.

Berikut ini filosofi berbeda dari logo Hari Santri Nasional 2022 yang mencerminkan sejumlah kegiatan ciri khas santri, di antaranya:

1. Merangkul

Melingkarkan lengan pada pundak (tubuh, pinggang, dan sebagainya) orang lain sambil melingkarkan kedua lengan. Ini bermakna melindungi, memberikan empati dan kepedulian.

2. Jabat Tangan

Mengandung makna keakraban dalam setiap pertemuan, saling berbudaya, memberikan sapa. Mengulurkan tangan untuk saling membantu antar manusia dengan manusia yang lain.

3. Daun

Daun hijau tidak hanya mengandung makna kehidupan dan energi pada manusia, tetapi juga harapan.

4. Infinity
Simbol tak hingga (bahasa Inggris: infinity symbol) yang dilambangkan sebagai ∞, merupakan simbol matematika yang mewakili konsep tak hingga.

5. Matahari

Matahari terus memberikan cahaya untuk kehidupan manusia. Matahari merupakan sumber energi alam semesta dan penghuninya, mengandung makna daya yang tidak pernah habis.

6. Mata

Indera penglihatan manusia, untuk memandang segala hal, melihat keadaan sekitar. Ini mengandung pesan melihat dan mengamati apa yang terjadi dan apa yang bisa diperbuat.

Ada tiga warna yang dipilih, yaitu: Biru (Cerdas dan Bijaksana), Hijau (Religius dan Harmonis), dan Oranye (Semangat dan Enerjik).

KLIK DISINI

Demikian itulah logo dan tema Hari Santri Nasional 2022 yang dapat diakses melalui link yang sudah disediakan.***

Editor: Ajeng R H


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah