Kuasai Indonesia Cukup Hanya dengan Rp6 Triliun, Refly Harun: Murah Banget

- 29 Juni 2020, 08:16 WIB
Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun dan ekonom senior Rizal Ramli berbincang soal demokrasi kriminal di Indonesia.
Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun dan ekonom senior Rizal Ramli berbincang soal demokrasi kriminal di Indonesia. /- Foto: Foto: Tangkapan layar channel YouTube Refly Harun.

MANTRA SUKABUMI – Belum lama ini Refly Harun mendatangi kediaman Rizal Ramli, mantan Menteri Ekonomi era Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.

Dalam pertemuannya, pakar Hukum Tata Negara Refly Harun dengan Rizal Ramli berdialog seputar demokrasi saat ini di Indonesia.

Dialog dalam pertemuan keduanya itu ditayangkan di akanal YouTube Refly Harun yang bertajuk  'Refly Harun vs Rizal Ramli: Demokrasi Kriminal!!!' yang diunggah pada Sabtu, 27 Juni 2020.

 Baca Juga: Terlahir Tanpa Tangan dan Kaki, Bayi Perempuan di India Membuat Para Dokter Terkejut

Baca Juga: Pasangan Unik telah Nikah 10 Tahun, Tak Sadar Jika Istrinya itu Seorang Pria Usai Periksa Kehamilan

Mengawali perbincangan, Rizal Ramli mengaku dulu sempat ditawari untuk naik menjadi presiden, namun ia tak menyanggupinya. Sebab, ia harus mengeluarkan uang untuk biayanya mencapai Rp 1,5 triliun.

Rizal mengungkapkan, dana triliunan rupiah itu harus dikeluarkannya untuk membayar partai-partai pendukung.

"Dulu juga pernah ada yang ngajak-ngajak saya. Tapi, mereka (partai) minta duit. 3 partai totalnya Rp1,5 triliun. Berarti kan masing-masing partai Rp500 miliar," ungkap Rizal, dikutip Mantrasukabumi.com dari Seputartangsel.com Senin, 29 Juni 2020.

Mendengar tawaran tersebut, Rizal menyatakan bahwa dirinya tidak sanggup membayar sebanyak itu.

 Baca Juga: Elektabilitas PDIP Melambung Tinggi Di Tengah Kabar Miring Berpihak pada PKI

Baca Juga: Miris, Balita 18 Bulan Ditemukan Polisi dalam Keadaan Terkurung Bersama 600 Hewan Liar

"Kita korup aja gak pernah. Kalau cuma makan-makan gitu sih bisa. Tapi kalau bayar partai satunya Rp500 miliar, 3 partai Rp1,5 triliun ya gak sanggup kita," bebernya.

Pengakuan Rizal tersebut pun langsung disambar oleh Refly Harun.

Menurutnya, apabila Presidential Threshold terus dipertahankan di Indonesia, maka mudah bagi siapapun yang ingin menguasai politik Indonesia, selama mereka memiliki modal.

"Tinggal keluarkan Rp9 triliun selesai. Semua kita dapet, mulai dari Presiden, Wakil, Kapolri, hingga Jaksa Agung," ujar Refly.

 Baca Juga: Sungguh Tega, Ibu Kandung Dipolisikan Anaknya Hanya Gegara Sepeda Motor

Baca Juga: Pilkada Serentak 2020 Diikuti 270 Kota/Kabupaten, Ini Jadwal Tahapannya

Tapi, lanjut Refly, tidak usah Rp9 triliun. Cukup Rp6 triliun saja.

"6 kan partai di istana? 3 dibiarkan saja. Kalau tidak dibiarkan, nanti tidak ada calon lain. Nah itu sudah bisa dipastikan," ujar Refly.

Artikel terkait telah terbit sebelumnya di laman seputartangsel.pikiranrakyat.com dengan judul Refly Harun: Murah Banget, Cuma Butuh Rp6 Triliun untuk Menguasai Indonesia.

"Kan murah banget menguasai Republik Indonesia ini cuma dengan Rp6 triliun. Kartu prakerja saja Rp5,8 triliun, murah banget," lanjutnya sambil tertawa.

Rizal pun menyampaikan kalau rakyat Indonesia sudah kesal dengan sistem yang dianut oleh Indonesia, bahkan Rizal menyebutnya demokrasi kriminal.

 Baca Juga: Mengharukan, Seorang Prajurit Rekam Video Sebelum Bunuh Diri, Kecewa Minta Bantuan Tak Ada Tanggapan

Baca Juga: Begini Amalan dari Mbah Maimoen Zubair Agar Rezeki Melimpah dan Berkah

"Masyarakat sudah sebal sama pragmatisme yang didominasi demokrasi kriminal. Dan sebetulnya kita ini kan negara yang beragama, ya malu demokrasinya kriminal," tandas Rizal.

**(Adhyasta Dirgantara/Seputar Tangsel PRMN).

Editor: Encep Faiz

Sumber: Seputar Tangsel


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x