Mengkhawatirkan, 56 Persen Pekerja Adalah Lulusan SMP

- 4 Agustus 2020, 16:15 WIB
MENTERI Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia, Muhadjir Efendy.*
MENTERI Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia, Muhadjir Efendy.* /dok.Kemenko PMK//dok.Kemenko PMK

MANTRA SUKABUMI - Di beberapa wilayah Kabupaten Sukabumi, sebagian banyak sekolah jenjang SMK mengalami penurunan yang cukup drastis.

Selain karena pandemi Covid-19 yang membuat terbatasnya kegiatan sosialisasi jengjang SMA/SMK ke jenjang di bawahnya, juga dikarenakan sebagian besar memilih kerja daripada sekolah.

Hal tersebut mengakibatkan tingginya potensi tidak berlanjutnya sekolah siswa (drop out) jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) ke jenjang di atasnya.

Baca Juga: Suami Jaksa yang Tangani Kasus Djoko Tjandra Dimutasi Kapolri Idham Aziz

Baca Juga: Hukuman Penjara Seumur Hidup Bagi Koruptor Sudah Ketok Palu

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan ada sekitar 56 persen angkatan kerja di Indonesia merupakan tamatan SMP ke bawah.

"Di tingkat SMP inilah yang menjadi ancaman paling tinggi adalah drop out. Bayangkan sekarang angkatan kerja kita itu 56 persen itu masih tamatan SMP ke bawah yaitu sebagian besar adalah tamatan SD dan tidak tamat SD," kata Muhadjir pada acara Peringatan Hari Anak Nasional yang dilakukan Kowani secara daring, Selasa 04 Agustus 2020.

Oleh sebab itu, Muhadjir meminta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim untuk segera turun tangan mengurusi persoalan pendidikan sehingga dapat menekan angka drop out di jenjang SMP ini.

"Bagaimana kita mau membangun sumber daya yang unggul kalau kondisinya itu masih seperti itu. Maka ketika sekarang ini, tugas dari Kemendikbud khususnya bagaimana meningkatkan angka partisipasi murni dari usia dini, SD sampai SMP," ujarnya.

Baca Juga: Unik, Warteg Ternyata Bukan Hanya di Indonesia, di Restoran Italia Juga Ada

Baca Juga: Noh Ji Hoon, Penyanyi Korea Alami Kecelakaan Saat Hujan Lebat

Saat ini menurut Muhadjir, serapan angkatan kerja paling banyak berasal dari lulusan SD dan SMP. Rendahnya kualitas ini membuat jumlah upah yang diterima angkatan kerja Indonesia sangat rendah.

Muhadjir mengungkapkan hal ini dikarenakan para pekerja lulusan SD dan SMP mendapatkan pekerjaan yang sembarangan.

"Itu tidak mungkin kita membawa Indonesia menjadi negara maju kalau kualitas angkatan kerja kita seperti itu," pungkasnya.**

Editor: Encep Faiz


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x