Sekali Tampil Dibayar Rp50 Ribu, Faktor Ekonomi Jadi Alasan Korban Perankan Video Asusila

- 11 Agustus 2020, 16:00 WIB
ILUSTRASI video pornografi.
ILUSTRASI video pornografi. /*/Pixabay

Baca Juga: Resmi, Ini Nama-nama 75 Pasangan yang Diusung PDI Perjuangan Pada Pilkada 2020

Baca Juga: Pemerintah Kembali Umumkan Akan Hapus 13 Lembaga Negara

"Diawali dengan berkenalan dengan seorang, yang kemudian anak menjadi terbiasa, dan dalam hal ini dia butuh uang," kata Putu di Jakarta.

Gadis tersebut kemudian dimasukkan kedalam akun grup konten berbayar, dimana dia berani melakukan pertunjukkan secara siaran langsung.

Elvina mengatakan anak tersebut mengaku nyaman dan percaya dengan keberadaannya di dalam grup tersebut, karena merasa haus perhatian, sehingga terjebak untuk menjadi pemeran video asusila.

Dia menilai, selama masa pandemi ini kuantitas anak berinteraksi dengan gadget mengalami kenaikan. Sehingga, kasus ITE, dengan konten muatan pornografi pada anak semakin merajalela.

Baca Juga: Awan Raksasa Gegerkan Warga Aceh, BMKG: Jangan Panik, Tetap Waspada

Baca Juga: Viral Awan Aneh di Aceh, Berikut Daftar Penampakan Awan di Belahan Dunia

"Saya tanya apakah tidak takut? Tidak khawatir? Dan lain sebagainya, anak itu mengatakan tidak tahu. Artinya, edukasi terkait literasi digital, kemudian masalah pornografi, grooming, itu anak minim sekali pengetahuannya," ujar Elvina.

Elvina menilai orang tua anak tersebut perlu untuk memperbaiki komunikasi. Sebab, orang tua gadis tersebut belum menjadi pendengar yang baik.

Halaman:

Editor: Encep Faiz

Sumber: Permenpan RB


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x