Khofifah Sebut Slogan Bhineka Tunggal Ika Diikat dengan Pancasila

- 1 Oktober 2020, 12:30 WIB
Gubernur Jatim Khofifah melihat foto para Pahlawan (Dok. Istimewa)
Gubernur Jatim Khofifah melihat foto para Pahlawan (Dok. Istimewa) /


MANTRA SUKABUMI – Keragaman suku yang berbeda-beda, menjadikan bangsa Indonesia kaya akan budaya dan tradisi dari masing-masing daerah.

Namun perbedaan tersebut, justru menjadi landasan kekuatan dalam persatuan Indonesia yang berbeda-beda namun tetap satu jua.

Hal tersebut dikenal dalam slogan bangsa Indonesia, yaitu “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya, “Berbeda-beda tapi satu jua”.

Baca Juga: Merchant Baru ShopeePay Minggu ini Penuh dengan Fesyen dan Makanan Lezat

Sebagaimana dikutip mantrasukabumi.com dari rri.co.id, dari Jawa Timur, atau yang disebut dengan Bumi Majapahit, Bhineka Tunggal Ika pertama kali diperkenalkan.

Dimana kalimat ini menjadi slogan yang tertera pada lambang Garuda Pancasila. Berbagai macam perbedaan, tetapi dipersatukan.

Seusai melaksanakan Upacara Hari Kesaktian Pancasila, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengungkapkan, dengan perbedaan suku, agama dan ras, Majapahitlah yang pertama kali mengenalkan terminologi Bhineka Tinggal Ika.

Baca Juga: Telah Terjadi Ledakan Sonik yang Dahsyat dari Jet Tempur Militer yang Guncang Paris

"Maka saya mempercayai, meyakini, dan sudah masyarakat Jawa Timur selama ini sudah membuktikan, bahwa dari Bumi Mojopahit ini, masyarakat Jawa Timur bisa menjadi referensi bagaimana kebhinekaan itu adalah sebuah keniscayaan," kata Khofifah, Kamis, 1 September 2020.

Menurutnya, slogan Bhineka Tunggal Ika ini diikat dengan Pancasila. Beragam agama, suku, adat istiadat, tetapi segala perbedaan itu dipersatukan dengan kekuatan Pancasila. Didalam Pancasila, terdapat NKRI, UUD 1945, dan Bhineka Tunggal Ika.

"Lalu, diikatlah semua itu didalam Pancasila, ini adalah pondasinya. Karena ini pondasi, ini adalah dasar negara, maka pilar pilar yang ada di sebuah negara itu, hendaklah menyatukan sebagai warga Bangsa," jelasnya.

Baca Juga: Peringatan Hari Kesaktian Pancasila Ditengah Pandemi Covid 19 Dilaksanakan Secara Terbatas

Dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, diharapkannya, tetap didalam kerangka religiusitas Ketuhanan Yang Maha Esa, tetap dalam kerangka Humanis, bahwa ada proses pemanusiaan.

"Yang harus kita memberikan derajat yang sama, equality before the law. Jadi memberikan suasana yang bisa membawa masyarakat dalam suasana persatuan dan kesatuan, itu juga harus kita bangun," ucapnya.

"Jangan melakukan diskriminasi, beri pemerataan yang lebih adil, itu juga menjadi bagian yang penting," lanjutnya.

Baca Juga: Tolak Perdamaian, Armenia dan Azerbaijan Lanjutkan Pertempuran

Sila dalam Pancasila itu, ungkap Khofifah, harus dibreakdown dalam kehidupan masing masing, bukan hanya Pemerintah. Bagaimana proses permusyaratan dijunjung tinggi, bagaimana keadilan sosial diusahakan bersama.

"Nah itu sebetulnya, kalau kita berbicara, ada UUD, ada NKRI, ada Bhineka Tunggal Ika, maka dasar dari semua ini, pilar pilar itu, harus kita tegakkan bersama," tandasnya.**

Editor: Emis Suhendi

Sumber: rri.co.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah