Network
/photo/2020/11/02/3665850456.jpg)
MANTRA SUKABUMI - Dorongan pemerintah diberikan dalam beberapa program seperti jaminan perlindungan sosial, dukungan dunia usaha termasuk UMKM baik berupa bantuan sosial, insentif perpajakan, keringanan subsidi bunga, dan fasilitas penjaminan.
Pemerintah berupaya untuk menjaga daya beli masyarakat khususnya bagi mereka yang terdampak yaitu menengah ke bawah belanja pemerintah yang meningkat tinggi, menjadi motor penggerak ekonomi di tengah krisis pandemi COVID-19.
Masyarakat yang masih memiliki kelebihan dana dan ingin berinvestasi dapat berkontribusi dalam mengelola risiko defisit dengan cara membeli instrumen yang diterbitkan pemerintah.
Baca Juga: Rayakan Awal Bulan November dengan Merchant Baru ShopeePay
sBaca Juga: ShopeePay Kembali dengan Merchant Baru untuk Kamu Nikmati Minggu Ini!
Seperti yang dilansir mantrasukabumi.com pada laman Antaranews, konsumsi pemerintah melambung tinggi karena direalisasikan melalui berbagai bantuan dan insentif yang diberikan kepada masyarakat terdampak pandemi.
"Ini terjadi karena sektor penggerak ekonomi lainnya mengalami pukulan sangat berat dari dampak pandemi seperti konsumsi rumah tangga, pembentukan modal tetap bruto (PMTB) atau investasi, ekspor, dan impor," ujar Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Luky Alfriman.
"Belanja pemerintah pada kuartal III mampu meningkat sebesar 15,5 persen (yoy) sehingga berkontribusi terhadap pertumbuhan hingga 18 persen," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.
Pemerintah melakukan diversifikasi dalam rangka mengelola risiko tersebut melalui penerbitan SBN berbentuk valas, rupiah, konvensional, hingga sukuk atau berbasis syariah.
"Motor penggerak perekonomian saat ini adalah dari belanja pemerintah," kata Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Luky Alfriman dalam virtual launching Green Sukuk Ritel Seri ST007 di Jakarta, Rabu 4 September 2020.
