Bansos Dinilai Tidak Efektif Perbaiki Ekonomi RI, Ekonom Sebut Persoalannya Ada di Sasaran

- 10 November 2020, 13:10 WIB
Ilustrasi Bansos.
Ilustrasi Bansos. / Pexels.com/Lukas.

MANTRA SUKABUMI - Pemerintah telah menyalurkan bantuan sosial tunai (BST) bagi keluarga yang terdampak pandemi covid-19.

Selain itu pemerintah melalui Kementerian Ketenagakerjaan telah menyalurkan bantuan subsidi upah (BSU) para pekerja, tujuannya adalah untuk menjaga daya beli ekonomi agar tetap menggeliat dalam situasi adaptasi kebiasaan baru.

Namun, upaya pemerintah dalam rangka untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang salah satunya lewat bantuan sosial (bansos) tersebut, dinilai tidak efektif untuk perbaikan ekonomi.

Baca Juga: Nikmati Makan Kenyang dan Hemat Dengan ShopeePay Deals Rp1

Baca Juga: Imbas Padatnya Simpatisan Habib Rizieq di Bandara, Penumpang Bisa Lakukan Jadwal Ulang Keberangkatan

Dikutip mantrasukabumi.com dari hajinews.id, bahwa ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Tauhid Ahmad menjelaskan, faktor fundamental bansos tidak efektif adalah karena masalah data penerima bansos yang tidak tepat sasaran.

“Persoalan bansos ada di sasaran. Ya, data yang tidak benar, dan jumlah yang tidak memadai sampai jenis sembako yang menggeser pola perilaku konsumsi di tengah masyarakat. Nah ini sehingga masyarakat tidak optimal memanfaatkan bantuan,” ujar Tauhid dalam diskusi daring, Minggu, 8 November 2020.

Persoalan lain, lanjut Tauhid, konsumsi masyarakat pada kuartal III kemarin masih rendah. Ini disebabkan rendahnya kepercayaan konsumsi masyarakat menengah. Mereka melihat pandemi Covid-19 masih mengkhawatirkan dalam jangka panjang.

Berdasarkan survei konsumen Bank Indonesia (BI), Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada September 2020 tercatat sebesar 83,4, turun dari Agustus 2020 yaitu 86,9.

Halaman:

Editor: Emis Suhendi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah