MANTRA SUKABUMI - Direktur Eksekutif EWI yang juga merupakan mantan Politisi Partai Demokrat terus melayangkan kritikan kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Terbaru, Ferdinand bahkan mengatakan apabila Anies Baswedan berbicara soal Covid atau himbauan apapun anggap saja sebagai radio rusak.
Hal itu disampaikan Ferdinand menanggapi beberapa kegiatan Habib Rizieq Shihab mulai dari penjemputan hingga beberapa acara yang dihadirinya.
Baca Juga: Komentari Situasi Terkini, Ferdinand Hutahaean: Pak Presiden, Saya Masih Menunggu Komando
Baca Juga: Ferdinand Sindir Acara Pernikahan Putri Habib Rizieq: Pemprov DKI Sibuk Melayani 1 Orang?
Ferdinand bahkan meminta masyarakat untuk tidak memperdulikan himbauan apapun dari Anies Baswedan.
"Kalau Anies ngomong a i u e o soal covid atau menghimbau agar jaga jarak, hindari kerumunan, pake masker dll, tak usah perdulikan, anggap saja radio rusak2," tulis Ferdinand melalui akun Twitter miliknya seperti dilihat mantrasukabumi.com pada Sabtu, 14 November 2020.
Kalau Anies ngomong a i u e o soal covid atau menghimbau agar jaga jarak, hindari kerumunan, pake masker dll, tak usah perdulikan, anggap saja radio rusak2 ????— Ferdinand Hutahaean (@FerdinandHaean3) November 14, 2020
Tidak hanya itu, dalam cuitan lain Ferdinand menyindir himbauan Anies dengan bunyi krosok krosok.
"Saya koq mendengar bunyi krosok krosok kresok kresek doang? Kayak radio rusak gitu, apa hp ku yg rusak?," lanjutnya.
Saya koq mendengar bunyi krosok krosok kresok kresek doang? Kayak radio rusak gitu, apa hp ku yg rusak? https://t.co/BTt3TAaGlx— Ferdinand Hutahaean (@FerdinandHaean3) November 14, 2020
Baca Juga: Ferdinand Hutahaean Komentari Ceramah Habib Rizieq: Tidak Akan Tunduk Pada Intimidasi Siapapun
Dalam pesan yang disampaikan, Anies Baswedan mengingatkan masyarakat Jakarta akan terjadinya lonjakan kasus seperti bulan-bulan sebelumnya jika protokol kesehatan tidak diterapkan.
"Bila kita tidak disiplin, bila pusat perbelanjaan secara bebas tanpa protokol kesehatan, bila restoran dibuka penuh karena ingin mengejar keuntungan, bila perkantorn memaksakan untuk semua orang masuk karena mengejar target, bila ibadah masal dilakukan secara masif, dengan kerumunan tanpa jarak aman, maka konsekuensinya kita akan menyaksikan lonjakan kasus," ujar Anies.
Karena itulah kemudian Anies melanjutkan, jika itu terjadi maka pihaknya bersama Gugus Tugas Covid-19 akan menggunakan kewenangannya untuk menghentikan acara itu.
"Bila ternyata kondisinya mengkhawatirkan direm semuanya, dihentikan semuanya," pungkasnya.**