Network
MANTRA SUKABUMI – Ma’ruf Amin mengimbau kepada umat Islam Indonesia untuk tidak berpikir sempit. Menurutnya, berpikir sempit hanya akan menimbulkan sifat intoleran dan menimbulkan paham radikal.
Wakil Presiden menjelaskan bahwa fenomena yang muncul belakangan ini, berpikir sempit melahirkan pola pikir radikal.
Tambahnya, Ma’ruf Amin mengatakan seharusnya pemahaman umat muslim terhadap ajaran Islam tidak tekstual.
Baca Juga: Solusi Makan, Belanja, dan Transportasi dari Merchant Baru ShopeePay Minggu Ini
Baca Juga: Gawat, Presiden Jokowi Perintahkan Kapolri dan Panglima TNI Lakukan Ini Segera
"Saya tidak ingin umat Islam ikut dalam arus berpikir sempit, sebagaimana fenomena yang muncul belakangan ini. Cara berpikir itu melahirkan pola pikir radikal, yang menjustifikasi kekerasan dalam menyelesaikan masalah," ujar Ma'ruf Amin, sebagaimana dikutip mantrasukabumi.com dari PMJNews pada Selasa, 17 November 2020.
Wakil Presiden Indonesia menjelaskan bahwa wahyu pertama yang diturunkan Nabi Muhammad adalah Iqro. Yang mana Wahyu tersebut mengandung makna tidak sekedar membaca.
Ma'ruf Amin mengatakan bahwa ilmu pengetahuan akan membawa kehidupan menjadi lebih baik.
"Karena ilmu pengetahuan yang membawa kehidupan menjadi lebih baik. Membaca, memahami, dan kemudian pada gilirannya menjalankan ilmu dan pengetahuan yang dipelajari adalah merupakan makna utama dari Wahyu tersebut," kata Ma'ruf Amin.
Ma'ruf Amin juga menjelaskan bahwa masalah pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) terletak pada cara berpikir sempit atau tidak terbuka terhadap perkembangan.
Baca Juga: FPI Ancam Gelar Reuni 212 Jika Pilkada Serentak Tetap Digelar dengan Ada Kerumunan
Tambahnya, Ma'ruf Amin berharap umat Islam mampu memanfaatkan perkembangan teknologi.
Wapres Ma'ruf Amin menyampaikan bahwa maju mundurnya negara sangat tergantung pada peran umat Islam, karena Mayoritas penduduk Indonesia hampir mencapai 90 persen umat muslim.**
