Konsep Kesejahteraan Bersama Saat Pandemi COVID-19, Jokowi Sampaikan Tiga Hal

- 21 November 2020, 08:25 WIB
Presiden Jokowi.
Presiden Jokowi. /twitter.com/@setkabgoid

MANTRA SUKABUMI - Melalui konsep kesejahteraan bersama selama pandemi COVID-19, APEC 2020 angkat tema 'Optimising Human Potential Towards a Resilient Future of Shared Prosperity: Pivot. Prioritise. Progress'.

74 juta penduduk kehilangan mata pencaharian akibat pandemi COVID-19, sehingga ekonomi APEC alami kontraksi PDB hingga 2,7 persen, hal ini menunjukan bahwa begitu berbahayanya efek pandemi Covid-19 bagi perekonomian suatu bangsa.

Oleh sebab itu, secara virtual, Jokowi sampaikan tiga hal dalam Konferensi Tingkat Tinggi Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (KTT APEC) 2020, dan tidak ada pilihan lain bagi APEC untuk bekerja sama sebagaimana yang telah dilakukan di Bogor pada tahun 1994.

Baca Juga: Tips Handal Membuat PIN ShopeePay yang Aman untuk Menjaga Keamanan Akun

Baca Juga: Khawatir Dampak Negatif Terhadap Anak Didik, Mendikbud: Mulai Januari 2021 Sekolah Dibuka Lagi

Pondasi kebersamaan yang telah dibangun cenderung melemah karena KTT APEC 2018 tidak dapat mencapai kesepakatan. Sebagaimana dilansir mantrasukabumi.com dari laman Antaranews pada Sabtu, 21 November 2020.

Oleh karena itu Presiden menyambut baik bahwa di KTT kali ini dapat menyepakati hasil pertemuan.

Berikut adalah tiga hal dalam Konferensi Tingkat Tinggi Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (KTT APEC) 2020 yang disampaikan presiden Jokowi.

1. " mengenai pentingnya kembali merajut 'strategic trust' visi APEC. Pasca 2020 menjadi momentum untuk mempertebal 'strategic trust' guna mewujudkan kerja sama yang saling menguntungkan," ujar Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.

2. Jokowi menekankan pentingnya mereaktivasi pertumbuhan perekonomian APEC.

"Presiden mengharapkan pada 2021 akan terjadi pertumbuhan positif dan upaya harus didorong mulai dari sekarang, misalnya perjalanan bisnis esensial harus didorong termasuk melalui optimalisasi APEC 'business travel card' tentunya dengan protokol kesehatan yang disiplin," sambung Retno.

Selanjutnya rantai pasok konektivitas dan digitalisasi ekonomi juga harus diperkuat.

Baca Juga: Fadli Zon Sudutkan Pangdam Jaya Terkait Aksi Pencopotan Baliho Habib Rizieq, Ferdinand: Mundur Saja

3. Presiden menekankan pentingnya reformasi struktural dan multilateralisme harus terus didorong.

Presiden Jokowi menyampaikan, tidak ada pilihan lain bagi APEC untuk bekerjasama sebagaimana yang telah dilakukan di Bogor pada 1994.

"Sebuah terobosan besar telah dilakukan APEC pada 1994, terobosan ini dinilai Presiden masih sangat relevan sampai saat ini antara lain mengenai pentingnya memperkokoh sistem pasar terbuka dan multilateralisme dan tebalnya spirit saling membantu, bekerja sama untuk mencapai tatanan ekonomi yang menguntungkan semua," ujar Menteri Luar Negeri Retno.

"Presiden Jokowi secara jujur mengatakan bahwa fondasi kebersamaan yang telah dibangun pada masa lalu cenderung melemah 2 tahun lalu karena KTT APEC 2018 tidak dapat mencapai kesepakatan," sambung Retno.

"Oleh karena itu Presiden menyambut baik bahwa di KTT kali ini kita dapat menyepakati hasil pertemuan," kata Retno.

Pada kesempatan kali ini, Presiden Jokowi didampingi oleh beberapa menteri, diantaranya Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Perdagangan Agus Suparmanto, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dan Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri Abdul Kadir Jaelani.

Baca Juga: Mendadak Ruhut Sitompul Beri Komentar Atas Aksi Pangdam Jaya, Kenapa?

Presiden Jokowi didampingi oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Perdagangan Agus Suparmanto, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dan Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri Abdul Kadir Jaelani.

Malaysia sebagai tuan rumah pada pertemua KTT APEC saat ini.**

 

Editor: Ridho Nur Hidayatulloh

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah