Belajar di Rumah Agar tak Beratkan Siswa, Guru Dituntut Kreatif Saat Beri Penugasan

- 14 April 2020, 07:30 WIB
ILUSTRASI belajar di rumah.*
ILUSTRASI belajar di rumah.* /ANTARA/

MANTRA SUKABUMI - Pemerintah Indonesia membuat kebijakan tegas menyikapi pandemi covid-19 yang masih menunjukan tren peningkatan jumlah kasus terinfeksi.

Mulai kebijakan social distancing, fhysical distancing, dan yang terbaru adalah PSBB yang mulai berlaku di DKI Jakarta dan beberapa daerah akan diberlakukan selanjutnya.

Kebijakan ini berdampak dalam dunia pendidika. Lembaga-lembaga pendidikan diliburkan dan dialihkan pembelajarannya di rumah.

Proses belajar mengajar di sekolah kini dialihkan dengan proses belajar dari rumah dengan sistem daring (online).

Dalam prakteknya, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) merilis data jika banyak siswa yang merasa keberatan dan terbebani dengan tugas yang berat dan banyak saat masa sekolah dari rumah atau sekolah daring (online).

Baca Juga: KPAI: Banyak Keluhan Selama Belajar di Rumah, Tugas yang Berat hingga Beban Kuota Internet

Dosen Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Diah Gusrayani menjelaskan, seorang guru harus sangat bisa menjelaskan bahan ajar dengan banyak contoh, ilustrasi, dan lainnya agar siswa lebih mudah mengerti. Namun karena ada keterbatasan interaksi di tengah pandemi corona membuat guru dituntut lebih kreatif dalam membuat bahan ajar agar bisa dicerna dengan baik oleh siswa.

"Dalam kondisi jarak jauh seperti ini cara yang bisa ditempuh oleh guru sangat sedikir untuk mengkonkretkan hal ini. Misal dengan membuat video, dengan membuat power point, membuat bahan ajar dengan berbentuk cerita, game," ucap Diah saat on air di Radio PRFM 107,5 News Channel, Senin (13/4/2020).

Baca Juga: Dianggap Membahayakan, Penggunaan Aplikasi Zoom Resmi Dilarang Google

Namun, karena kemampuan guru tak sama, Diah menilai hal ini menjadi sebuah persoalan. Pasalnya tak semua guru bisa mengimplementasikan itu semua.

"Ini kan terbentur pada kreatifitas guru itu sendiri. Mampu tidak? kreatif tidak untuk mengkonstektualkan hal-hal seperti itu. Nah ini yang menjadi kesulitan sehingga ketika sampai ke siswa dan ini juga ke saya ratusan yang curhat seperti ini. Bahan ajar tersebut tidak konstektual, tidak konkrit sehingga pada akhirnya para orang tua dibebani untuk membuat bahan ajar ini menjadi sederhana, menjadi konkrit," urainya.

Artikel ini telah tayang di prfmnews.pikiran-rakyat.com dengan judul "Belajar di Rumah, 213 Siswa Mengadu ke KPAI Karena Tugas yang Berat"

Baca Juga: Daftar Kartu Pra Kerja, Ini Program Pelatihan yang Dapat anda Pilih

Maka dari itu, jika soal atau bahan ajar yang diberikan oleh guru kurang jelas, Diah meminta peran aktif orang tua untuk membuat bahan ajar dari sekolah tersebut menjadi lebih mudah bagi anak. Orang tua bisa memanfaatkan media-media lain agar anak bisa lebih mudah menerima bahan ajar.

"Jadi kalau ibu-ibu mendapatkan (tugas anak) ada teks, ada wacana, yang baca ibu-ibu saja dulu. Ketika sudah dibaca misalnya kurang mengerti googling dulu," ujarnya.**

Editor: Abdullah Mu'min

Sumber: PR FM News


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah