Setelah Drakor, Begini antara Indonesia dengan Korea Selatan Meningkatkan Kerjasamanya

- 24 September 2020, 06:03 WIB
Bendera Korea Selatan: Kasus baru Covid-9 terjadi di Korsel dalam sehari, Korsel justru mengkhawatirkan kekurangan tempat tidur di rumah sakit bagi pasien.
Bendera Korea Selatan: Kasus baru Covid-9 terjadi di Korsel dalam sehari, Korsel justru mengkhawatirkan kekurangan tempat tidur di rumah sakit bagi pasien. /Pexels

 

MANTRA SUKABUMI – Berbagai upaya dilakukan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI demi mewujudkan model pendidikan yang menjawab tantangan zaman.

Banyaknya kedekatan dan kesamaan dengan Korea Selatan yang sudah terjalin dari beberapa sektor, dari mulai ekonomi dan politik. Malah dalam industri hiburan, masyarakat Indonesai begitu akrab dengan sinema Drama Korea, yang kemudian akrab dengan sebutan “Drakor”.

Kali ini dunia pendidikan terus meningkatkan kerjasamanya, terutama dijenjang perguruan tinggi. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktur Jenderal Perguruan Tinggi melakukan kerjasama dengan koleganya dari Korea Selatan terkait peningkatan budaya Teamwork dan Leadership yang sudah dibangun sejak di perguruan tinggi.

Baca Juga: Lihat Merchant Baru ShopeePay Minggu Ini untuk Sambut Gajian

Baca Juga: Update Harga Emas Antam, Antam Retro, dan UBS di Pegadaian Hari Ini, Kamis 24 September  2020

Hal ini dikutip mantrasukabumi.com melalui laman kemdikbud.go.id yang dilansir Rabu, 16 September 2020.

Nizam menjelaskan bahwa saat ini insan merdeka berada di revolusi industri ke 4. Dan revolusi selalu disertai dengan hilangnya pekerjaan karena kompetensi yang berubah seiring hadirnya teknologi. Era revolusi industri 4.0 menuntut kompetensi baru saat mesin-mesin semakin canggih, dan bahkan robot yang bisa berfikir.

Oleh karena itu, manusia ditantang untuk mampu beradaptasi. Hal tersebut disampaikan oleh Nizam, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, dalam Webinar “South Korea-Indonesia Education Collaboration Programme”, Rabu (16/9).

Dalam mendukung lahirnya kompetensi baru, perguruan tinggi harus memiliki kreativitas agar tidak terjadi broken link. “Perguruan tinggi menyiapkan kompetensi berdasarkan kondisi kebutuhan hari ini atau bahkan hari kemarin”, ujar Nizam

“Ketika adik-adik mahasiswa lulus, dunia sudah berjalan lima tahun kedepan, sehingga disitu ada missing link antara apa yang terjadi di dunia kerja dengan perguruan tinggi, hal ini harus dihindari dengan menyesuaikan kebutuhan dunia industri dengan perguruan tinggi,” sambung Nizam.

Halaman:

Editor: Abdullah Mu'min

Sumber: Kemdikbud


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x