Komet NEOWISE akan Melintas di Langit Indonesia 23 Juli 2020, LAPAN: Butuh 6800 Tahun untuk Kembali

20 Juli 2020, 05:30 WIB
ILUSTRASI komet.* /PIXABAY//Pixabay

MANTRA SUKABUMI - Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) pada bulan Juli 2020 ini ada sederatan fenomena alam yang terjadi.

Salah satunya yang terjadi pada Minggu, 19 Juli 2020 kemarin telah terjadi fenomena di mana Bulan dan 5 planet lain berada pada posisi yang sejajar.

Jika dirinci posisi Bulan, Merkurius dan Venus terletak di arah Timur-Timur Laut, sedangkan Jupiter dan Saturnus terletak di arah Barat-Barat Daya.

Baca Juga: Daftar Harga HP Samsung Galaxy A Series Terbaru Juli 2020 Lengkap Beserta Spesifikasi

Baca Juga: Persidangan Netanyahu Dilanjutkan Ditengah Gelombang Kemarahan Aksi Protes Anti Pemerintah

Kini, LAPAN kembali memberitahukan bahwa dalam beberapa hari kedepan akan ada sebuah komet yang melintas di langit Indonesia.

Mengutip dari laman Instagram LAPAN @lapan_ri menyebutkan bahwa komet C/2020 F3 (NEOWISE) pertama kali ditemukan pada 27 Maret 2020 lalu.

"Di Indonesia, komet ini baru dapat dilihat mulai tanggal 19 hingga 25 Juli 2020 setelah matahari terbenam," tulis LAPAN.

Selain itu, menurut LAPAN jika ingin meneliti komet tersebut ada waktu terbaik agar dapat mengamati komet tersebut dengan jelas dari bumi yaitu pada tanggal 23 Juli 2020.

Baca Juga: Keberadaan Djoko Tjandra Mulai Diketahui, Tak Disangka Ternyata Negara Ini Jadi Persembunyiannya

Baca Juga: Kondisi Suriah Semakin Mencekam, Usai Konvoi Tentara AS Dihadang Militer Rusia

"Waktu terbaik untuk mengamatinya yaitu pada tanggal 23 Juli 2020. Komet akan mulai sulit dilihat pada tanggal 26 Juli 2020," terang LAPAN.

Dikatakan waktu terbaik pada tangga 23 Juli 2020 untuk mengamati komet tersebut sebab komet NEOWISE berada pada titik terdekat dengan bumi, tepatnya pada pukul 09.41 WIB.

Secara kasat mata dapat diamati dari Bumi penampakan komet tersebut, namun akan sulit jika keadaah tempat pengamatan memiliki polusi cahaya yang tinggi.

"Supaya lebih jelas dalam mengamati fenomena antariksa ini akan lebih baik jika menggunakan alat bantu pengamatan," lanjut LAPAN.

Baca Juga: Pejabat China Tetapkan Masuki Status 'Berperang' Usai Sejumlah Kota Konfirmasi Kasus Baru Covid-19

Baca Juga: Viral Video Pembakaran Bendera Merah Putih di Aplikasi Tik Tok, Netizen: Udah Tertangkap Nangis

LAPAN menambhakan, alat bantu yang dapat digunakan untuk mengamati komet di area yang polusi cahayanya tinggi bisa menggunakan kamera digital dengan kepekaan cahaya yang tinggi, binokular, dan teleskop.

"Dan tentunya tidak ada objek yang menghalangi horizon di arah barat laut," jelas LAPAN.

Komet NEOWISE dapat diamati dan melintasi beberapa daerah di Indonesia, diantaranya sebagian daerah di pulau Jawa yaitu Jakarta, Bandung, Garut, Sumedang, dan Pasuruan.

Selain itu, dapat diamati juga di Padang, Pontianak, Pare-Pare, Tomohon, Pulau Tilong dan Biak.

Menurut LAPAN, fenomena antariksa ini cukup langka, sebab setelah menempuh perjalanan yang sangat jauh dan mencapai titik terdekatnya dengan Bumi pada 23 Juli 2020 mendatang.

Baca Juga: Penuh Tanda Tanya, Kekasih Yodi Prabowo Malam-malam Minta Diantar ke Lokasi Penemuan Jasad Almarhum

Baca Juga: Setelah Turki Ubah Meseum Jadi Masjid, Israel Kini Ubah Masjid Jadi Bar dan Aula Pesta

Untuk dapat melihat kembali komet NEOWISE melintas mendekati orbit Bumi, harus menunggu dalam waktu yang sangat lama.

"Butuh 6800 tahun lagi untuk komet NEOWISE," pungkas LAPAN.**

Editor: Encep Faiz

Sumber: Lapan.go.id

Tags

Terkini

Terpopuler