MANTRA SUKABUMI - Semakin ramai menjadi perbincangan tentang gempa megathrust akhir-akhir ini membuat beberapa ahli kebumian bertanya-tanya. Apakah masyarakat telah benar - benar paham dalam memaknai arti gempa megathrust. Ternyata tidak banyak orang yang belum tepat dalam memahaminya.
Gempa megathrust diyakini sebagai sesuatu yang baru dan segera akan terjadi dalam waktu dekat, berkekuatan sangat besar, dan mengakibatkan kerusakan dan tsunami dahsyat. Pemahaman seperti ini memang kurang tepat.
Seperti dikutip mantrasukabumi.com dari akun instagram pribadi @daryonobmkg, zona megathrust sesungguhnya sekadar istilah untuk menyebutkan sumber gempa tumbukan lempeng di kedalaman dangkal.
Baca Juga: Lihat Merchant Baru ShopeePay Minggu Ini untuk Sambut Gajian
Dalam hal tersebut, lempeng samudra yang menunjam ke bawah lempeng benua membentuk medan tegangan (stress) di bidang kontak antar lempeng yang nantinya bisa bergeser secara tiba-tiba memicu menimbulkan gempa.
Apabila terjadi gempa, maka bagian lempeng benua yang ada di atas lempeng samudra bergerak terdorong naik (thrusting).
Jalur subduksi lempeng pada umumnya sangat panjang dengan kedalaman dangkal mencakup bidang kontak antar lempeng.
Pada perkembangannya, zona subduksi diasumsikan sebagai “patahan naik yang besar”, yang saat ini populer dikatakan sebagai zona megathrust.
Baca Juga: Rancangan Undang-undang HIP, Ujang Komarudin Sebut Pernyataan Gatot Nurmantyo Mungkin Terjadi
Bukan Hal Baru
Zona megathrust bukanlah hal baru. Di Indonesia, zona sumber gempa tersebut telah ada sejak jutaan tahun lalu ketika terbentuknya rangkaian busur kepulauan Indonesia.
Zona megathrust berada di zona subduksi aktif, di antaranya:
1. Subduksi Sunda meliputi Sumatra, Jawa, Bali, Lombok, dan Sumba
2. Subduksi Banda
3.Subduksi Lempeng Laut Maluku
4. Subduksi Sulawesi
5. Subduksi Lempeng Laut Filipina, dan
6. Subduksi Utara Papua.
Sekarang ini segmen zona megathrust Indonesia sudah dapat dikenali potensinya.
Baca Juga: Seoul Menuntut Penjelasan Atas Pembunuhan Warga Sipil dan Mengecam Keras Pyongyang
Seluruh aktivitas gempa yang bersumber di zona megathrust dikatakan sebagai gempa megathrust dan tidak selalu berkekuatan besar.
Sebagai sumber gempa, zona megathrust bisa membangkitkan gempa berbagai magnitudo dan kedalaman.
Data hasil monitoring BMKG menunjukkan, justru “gempa kecil” yang lebih banyak terjadi di zona megathrust, walaupun zona megathrust bisa memicu gempa besar.**