Benarkah Malam Satu Suro Dikenal Angker? Cek Faktanya Disini

26 Juli 2022, 10:40 WIB
Benarkah Malam Satu Suro Dikenal Angker? Cek Faktanya Disini /Youtube/MoelTV

MANTRA SUKABUMI - Selain memperingati tahun baru Islam 1 Muharram 1444 H, pada tanggal 30 Juli nanti masyarakat Jawa juga akan memperingati tahun baru Jawa atau dikenal dengan malam satu Suro.

Sebagaimana diketahui, malam satu Suro memang terkenal sakral dan penuh aura mistis bagi sebagian orang khususnya dalam tradisi adat Jawa,

Bahkan dari dulu hingga sekarang mitos malam satu suro sering terdengar di telinga manakala hari pergantian tahun baru islam tersebut semakin dekat.

Baca Juga: Mitos dan Fenomena di Malam Satu Suro, Dari Fenomena Hujan Meteor hingga Dilarang Keluar Rumah

Lantas sebenarnya ada apa sih di malam satu suro?

Dirangkum mantrasukabumi.com dari berbagai sumber pada Selasa, 26 Juli 2022, sebagian masyarakat pada masa lalu mempercayai jika konon malam satu Suro adalah "lebarannya mahluk gaib" sehingga banyak diantara mereka yang keluar dari tempat persinggahan masing-masing.

Dikatakan banyak erita angker dan penuh mistis tentang malam satu suro. Bahkan sudah kerap terdengar di telinga kita.

Anehnya mitos ini kerap dikaitkan dengan adanya penampakan serta gangguan makhluk halus di malam tersebut. Entah darimana awal mitos ini muncul yang jelas mitos tersebut hingga kini masih banyak dipercaya.

Terlalu berlebihan jika ada yang percaya bahwa malam satu suro merupakan malam paling buruk dalam satu tahun. Bahkan ada beberapa orang yang menganggap bahwa di bulan suro terdapat banyak sekali sial dan bencana yang akan menimpa umat manusia

Tak heran jika orang-orang jawa abangan pada zaman dulu kerap menghindari berbagai pesta upacara pada bulan ini termasuk pesta perkawinan dan hajatan lain.

Di lain sisi masyarakat kejawen meyakini bahwa musibah dan bencana dapat ditolak dengan cara melakukan ritual tertentu.

Karena itulah kemudian dikenal beberapa tradisi malam satu suro seperti ruwatan untuk buang sial.

Selanjutnya, malam satu suro juga dipercaya sebagai malam kembalinya arwah leluhur ke rumah.

Sebagian masyarakat jawa pada masa lalu lebih sakral lagi dalam menanggapi datangnya pergantian tahun Hijriyah.

Banyak diantara mereka yang meyakini, bahwa di malam satu suro, arwah leluhur yang telah meninggal dunia akan kembali dan mendatangi keluarganya di rumah.

Bukan hanya itu saja, bahkan beberapa orang menambahkan peristiwa lebih seram lagi dimana mereka meyakini jika pada malam satu suro arwah dari orang-orang yang menjadi tumbal pesugihan akan dilepaskan dan diberi kebebasan pada malam tersebut sebagai hadiah pengabdiannya selama setahun penuh.

Namun sebagai umat Islam yang memegang teguh ajaran Rasulullah, hendaknya tidak memakan mentah-mentah cerita tentang angkernya malam satu suro

Baca Juga: Kh Maimun Zubair Ungkap Kisah Bubur Suro pada Puasa Sunah Asyuro 10 Muharram dan Seorang Yahudi

Dengan kata lain dalam hal ini, kita harus kembalikan masalah ini kepada Al Qur'an, Al Hadits dan tuntunan para ulama', dalam menanggapi fenomena malam satu suro yang dalam kalender Hijriyah berarti bulan Muharram.

Berikut beberapa pengertian tentang bulan Muharram.

1. Bulan Muharram Termasuk Bulan Haram

Dalam agama ini, bulan Muharram (dikenal oleh orang Jawa dengan bulan Suro), merupakan salah satu di antara empat bulan yang dinamakan bulan haram.

Hal ini sebagaimana firman Allah Ta’ala berikut (yang artinya),

"Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram (suci). Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu." (QS. At Taubah: 36)

Lalu apa saja empat bulan suci tersebut? Dari Abu Bakroh, Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda, "Setahun berputar sebagaimana keadaannya sejak Allah menciptakan langit dan bumi.

Satu tahun itu ada dua belas bulan. Di antaranya ada empat bulan haram (suci).

Tiga bulannya berturut-turut yaitu Dzulqo’dah, Dzulhijjah dan Muharram. (Satu bulan lagi adalah) Rajab Mudhor yang terletak antara Jumadil (akhir) dan Sya’ban." (HR. Bukhari)

Lalu kenapa bulan-bulan tersebut disebut bulan haram? Al Qodhi Abu Ya’la rahimahullah mengatakan, "Dinamakan bulan haram karena dua makna.

Pertama, pada bulan tersebut diharamkan berbagai pembunuhan. Orang-orang Jahiliyyah pun meyakini demikian.

Kedua, pada bulan tersebut larangan untuk melakukan perbuatan haram lebih ditekankan daripada bulan yang lainnya karena mulianya bulan tersebut.

Demikian pula pada saat itu sangatlah baik untuk melakukan amalan ketaatan.

(Lihat Zaadul Masiir, Ibnul Jauziy, tafsir surat At Taubah ayat 36, 3/173, Mawqi’ At Tafasir)

Adalah hal yang aneh jika mengaitkan bulan Haram dengan bulan yang sial, hanya orang yang tak beragama Islam yang menganggap bulan suro penuh sial karena dalam Islam sendiri, Muharram termasuk salah satu bulan yang dimuliakan.

Sedangkan terkait masalah kembalinya arwah ke rumahnya di dunia, silahkan Anda baca ulasannya di : Tiap Malam Ini, Arwah Orang Mukmin Akan Pulang Ke Rumahnya

2. Bulan Muharram adalah Syahrullah (Bulan Allah)

Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam pernah bersabda ,

"Puasa yang paling utama setelah (puasa) Ramadhan adalah puasa pada syahrullah (bulan Allah) yaitu Muharram. Sementara shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat malam." (HR. Muslim)

Al Hafizh Abul Fadhl Al ’Iroqiy mengatakan dalam Syarh Tirmidzi,

"Apa hikmah bulan Muharram disebut dengan syahrullah (bulan Allah), padahal semua bulan adalah milik Allah?” Beliau rahimahullah menjawab,

"Disebut demikian karena di bulan Muharram ini diharamkan pembunuhan.

Juga bulan Muharram adalah bulan pertama dalam setahun. Bulan ini disandarkan pada Allah (sehingga disebut syahrullah atau bulan Allah, pen) untuk menunjukkan istimewanya bulan ini.

Baca Juga: Baca Doa Malam 1 Suro atau 1 Muharram 1443 Hijriyah dari Gus Baha, Dapat Ampunan Tanpa Istighfar

Dan Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam sendiri tidak pernah menyandarkan bulan lain pada Allah Ta’ala kecuali bulan Allah (yaitu Muharram) (Syarh Suyuthi li Sunan An Nasa’i, Abul Fadhl As Suyuthi, 3/206, Al Maktab Al Mathbu’at Al Islami, cetakan kedua, tahun 1406 H)

Jelaslah bahwa bulan Muharram adalah bulan yang sangat utama dan dimuliakan dalam ajaran Islam. Namun tidak demikian dengan anggapan kebanyakan orang awam.

Mereka menganggap Bulan suro adalah bulan penuh musibah, sarat bencana, penuh sial, bulan keramat dan sangat sakral.

Itulah berbagai tanggapan terkait bulan Suro atau bulan Muharram yang perlu anda ketahui.***

Editor: Nahrudin

Tags

Terkini

Terpopuler