Cek Fakta: Inilah Alasan Mengapa Bulan Suro Dianggap Sakral oleh Masyarakat Jawa

- 27 Juli 2022, 13:10 WIB
Ilustrasi: Bulan Suro Dianggap Sakral Oleh Masyarakat Jawa?
Ilustrasi: Bulan Suro Dianggap Sakral Oleh Masyarakat Jawa? /Instagram/@yospengkibaladewa.


MANTRA SUKABUMI - Berikut kami sajikan informasi mengenai alasan bulan suro dianggap sakral oleh masyarakat Jawa.

Terlepas dari tujuan ritual dan tradisi atau anggapan sakral atau angker dari malam 1 Suro, mengapa bulan Suro dianggap suci oleh orang Jawa?

Masyarakat Jawa memiliki sistem penanggalan tersendiri yang mengacu pada penanggalan Hijriah negara-negara Arab. Tahun Baru Hijriah yang jatuh pada 1 Muharram oleh orang Jawa disebut malam 1 Suro.

Baca Juga: Sejarah Malam Satu Suro yang Dianggap Keramat, Lengkap Dengan Mitos yang Dipercaya Masyarakat Jawa

Berbeda dengan Tahun Baru yang dirayakan dengan suka cita, malam 1 Suro sebenarnya berkaitan erat dengan malam yang sakral dan keramat.

Representasi kesucian malam 1 Suro ini bahkan sering digambarkan dalam sejumlah film horor, seperti Malam Satu Suro (1988) yang dibintangi oleh aktris horor legendaris, Suzanna.

Dalam film tersebut, malam 1 Suro digambarkan sebagai saat jin, setan, dan santet menunjukkan keberadaan mereka kepada manusia. Sangat menakutkan bukan?

Belum lagi berbagai mitos dalam bahasa Jawa tentang malam 1 Suro. Tidak dianjurkan untuk melakukan hal-hal tertentu, seperti menikah atau membangun rumah.

Ini adalah tabu besar karena dianggap pamali atau ra ilok bagi kebanyakan orang Jawa. Meski tidak jelas apa alasannya, banyak orang Jawa yang masih menganutnya agar tidak terluka.

Di beberapa daerah di Jawa, berbagai ritual dan tradisi digelar untuk menyambut malam 1 Suro, misalnya menggelar padusan, yaitu mandi bersama di sungai dalam rangka “membersihkan diri” untuk menyambut tahun baru.

Ada juga lek-lekan atau tidak tidur semalaman, acara tudurani, tirakatan, atau selamatan dengan mempersembahkan berbagai sesaji atau ubo rampe.

Terlepas dari tujuan ritual dan tradisi atau pengertian malam keramat atau angker 1 Suro, ini jelas menggambarkan betapa sakralnya malam itu.

Baca Juga: Kumpulan Mitos Malam Satu Suro, Dilarang Keluar Rumah Hingga Banyak Roh Berkeliaran

Lalu pertanyaan selanjutnya, mengapa bulan Suro dianggap sakral oleh masyarakat Jawa?

Dirangkum mantrasukabumi.com melalui berbagai sumber pada Rabu, 27 Juli 2022 berikut alasan bulan suro dianggap sakral oleh masyarakat Jawa.

Dalam karya Muhammad Solikin dalam bukunya yang berjudul Misteri Bulan Suro: Perspektif Islam Jawa (2010) menyebutkan, alasan utama mengapa bulan Suro begitu disakralkan adalah karena budaya keraton.

Dia menulis bahwa keraton cangkang mengadakan upacara dan ritual dalam memperingati hari-hari penting tertentu, dan terus diturunkan, kemudian diturunkan dari generasi ke generasi.

Berbeda dengan sekarang, malam 1 Suro oleh Keraton Yogyakarta dan Kasunanan Surakara justru dianggap sebagai malam suci dan bulan penuh rahmat.

Bulan Suro adalah waktu yang tepat untuk mendekatkan diri kepada Tuhan dengan membersihkan diri dari hawa nafsu melalui tirakat, lelaku, atau refleksi diri. Salah satunya adalah pengamanan selama seminggu penuh tanpa henti.

Prapto Yuwono, dosen Sastra Jawa Universitas Indonesia, menjelaskan mengapa malam 1 Suro dianggap menakutkan. Menurutnya, inilah dampak politik budaya dari Sultan Agung Kerajaan Mataram Islam.

Kalender Jawa-Islam dibuat oleh Sultan Agung dengan pembaruan penanggalan Saka dari agama Hindu dan penanggalan Hijriah dari Islam.

Baca Juga: 5 Fakta Menarik Film Satu Suro, Dibintangi Citra Kirana dan Nino Fernandez, Bisa Jadi Tontonan Pada 1 Muharram

Pada tahun 1628-1629, pasukan Mataram yang dipimpin oleh Sultan Agung gagal menyerang VOC di Batavia.

Setelah dievaluasi, ternyata salah satu penyebabnya adalah pasukan Mataram yang terpecah menjadi berbagai aliran siring dengan masifnya Islam di Jawa. Hal ini membuat pasukan Mataram tidak solid yang berujung pada kekalahan mereka melawan VOC.

Dalam upaya menyatukan kembali rakyat dan pasukan di bawah panji Kerajaan Mataram Islam, Sultan Agung akhirnya menciptakan sistem penanggalan baru yang dikenal dengan penanggalan Jawa.

Dia menciptakan tahun baru yang menggabungkan tahun Saka Hindu dan tahun Hijriah Islam dengan harapan bahwa semua rasa sakit dari dua kekalahan berturut-turut melawan VOC di Batavia akan hilang.

Sultan Agung menyatakan pada malam awal tahun baru untuk prihatin, tidak melakukan sesuka hatinya dan tidak ada pesta. Orang harus diasingkan dan mendekatkan diri kepada Tuhan.

Sebagai penghormatan kepada para leluhur, pada malam yang sama semua pusaka harus dicuci, dibersihkan, bersamaan dengan kehidupan spiritual yang disucikan.

Dari sinilah orang Jawa percaya bahwa malam 1 Suro adalah malam yang sakral. Dan dari sini pula, malam 1 Suro menjadi waktu pertemuan antara dunia manusia dan dunia gaib, karena pusaka dimandikan dan didoakan kembali.

Baca Juga: Mitos dan Fenomena di Malam Satu Suro, Dari Fenomena Hujan Meteor hingga Dilarang Keluar Rumah

Selanjutnya pertemuan dua dunia itu akhirnya ditakuti oleh masyarakat, orang Jawa percaya, bahwa ketakutan adalah sanksi magis jika tidak berbuat baik selama setahun terakhir.

Tradisi dan kepercayaan tentang kesakralan malam 1 Suro terus diproduksi melalui mitos secara turun-temurun.

Dari mulut ke mulut oleh orang tua, dan tak jarang cerita seram di layar lebar maupun di layar kecil turut menyuburkannya. Sekarang setelah Anda mengetahui alasan di balik malam 1 Suro, Anda tidak perlu takut lagi.

Itulah informasi mengenai alasan bulan suro dianggap sakral oleh masyarakat Jawa. Semoga bermanfaat!***

Editor: Ajeng R H


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x