Debat Capres AS Kacau, Harga Emas Turun Setelah Dorong Investor ke Dollar

1 Oktober 2020, 08:01 WIB
Debat capres Amerika. (DailyMail) /

MANTRA SUKABUMI - Debat capres Amerika Serikat antara Donald Trump dan Joe Biden berakhir kacau pada Selasa, 29 September pukul 21.00 atau di Indonesia Rabu, 30 September 2020 pukul 08.00 pagi.

Akibat kekacauan yang ditimbulkan, mendorong investor beralih ke mata uang aman dollar serta meningkatkan kekhawatiran atas rancangan undang-undang stimulus berikutnya.

Hal ini berdampak pula pada harga emas, dimana harga emas pada akhir perdagangan Rabu, (Kamis pagi) terpantau menurun.

Baca Juga: Merchant Baru ShopeePay Minggu ini Penuh dengan Fesyen dan Makanan Lezat

Baca Juga: Kuota Gratis dari Indosat Ooredoo Tiap Hari, Simak Berikut Tips untuk Dapatkan Kuota Gratis

Diketahui, kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi COMEX New York Mercantile Exchange, turun 7,7 dolar AS atau 0,4% menjadi ditutup pada 1.895,50 dolar AS per ounce.

Sehari sebelumnya, Selasa (29/9), emas berjangka melonjak 20,9 dolar AS atau 1,1% menjadi 1.903,20 dolar AS dan terangkat 16 dolar AS atau 0,86% menjadi 1.882,30 dolar AS pada Senin, 28 September 2020.

Emas berjangka jatuh 4,2%0pada September, tetapi naik 5,3% untuk kuartal ketiga, kenaikan kuartalan kedelapan berturut-turut.

Baca Juga: Jamin Harga Fair dan Rasional, China Janjikan Ekspor Vaksin Covid-19

"Sepertinya setelah debat tadi malam, perselisihan mungkin telah terbentuk lagi antara kedua pihak dan kemungkinan untuk segala jenis stimulus mungkin telah berkurang," kata Phillip Streible, kepala strategi pasar di Blue Line Futures di Chicago seperti dikutip mantrasukabumi.com dari ANTARA pada Kamis, 1 Oktober 2020.

Debat pertama calon presiden AS antara petahana Donald Trump dan saingan Demokrat Joe Biden membuat investor berhati-hati dan mendorong mereka untuk mencari perlindungan terhadap dolar, mengurangi daya tarik emas bagi pemegang mata uang lainnya.

Indeks dolar diperkirakan akan mencatat bulan terbaiknya sejak Juli 2019.

"Setiap kali indeks dolar menguat, kami melihat lingkungan deflasi dan itu membebani tidak hanya harga emas tetapi juga perak dan banyak komoditas lainnya," tambah Streible.

Baca Juga: Debat I Capres AS: Terungkap, Joe Biden Sudah Terbiasa Mengucap Insya Allah

Emas juga berada di bawah tekanan tambahan karena angka ekonomi lebih baik yang dirilis pada Rabu (30/9). Sebuah laporan yang dirilis oleh Automated Data Processing Inc. menunjukkan bahwa pekerjaan sektor swasta meningkat 749.000 pada September, pertumbuhan terkuat dalam tiga bulan.

Laporan lain yang dirilis oleh Departemen Perdagangan AS menunjukkan PDB yang direvisi pada kuartal kedua turun 31,4%, dibandingkan dengan angka sebelumnya sebesar 31,7%.

Diluar dari kemunduran baru-baru ini, sebagian besar analis melihat lintasan kenaikan untuk emas dalam jangka menengah hingga panjang. Logam ini berada di jalur untuk kenaikan kuartalan kedelapan berturut-turut.

"Hal yang baik untuk emas adalah, dengan semakin banyak ketidakpastian, semakin banyak orang yang ingin memiliki emas, dan selain itu, tampaknya beberapa kebijakan dapat berlanjut, seperti suku bunga rendah dan negatif di seluruh dunia," Michael Matousek, kata kepala pedagang di U.S. Global Investors.

Baca Juga: Dahsyat, Khasiat dan Manfaat Panglay, Sebagai Obat Tradisional yang Mulai Terlupakan

Sementara itu, Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember turun 95,1 sen atau 3,89% menjadi ditutup pada 23,494 dolar AS per ounce.

Kerusakan situs web CME Group menghalangi penghitungan platinum yang akurat untuk pengiriman di bulan Januari.**

Editor: Abdullah Mu'min

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler