Nilai Mata Uang Lira Melemah atas Dollar AS , Erdogan Copot Gubernur Bank Sentral Turki

8 November 2020, 07:30 WIB
Ilustrasi uang lira /

MANTRA SUKABUMI - Lemahnya nilai mata uang lira terhadap mata uang AS, Erdogan mengambil keputusan, mencopot Mursal Uysal sebagai gubernur bank sentral Turki, pada Sabtu, 7 November 2020.

Melemahnya mata uang lira hingga mencapai 30 persen, dari mata uang AS berujung pencobotan gubernur bank sentral dan digantikan oleh Naci Agbal mantan menteri keuangan.

Keputusan untuk menggantikan Murat Uysal sebagai gubernur dibuat dengan keputusan presiden, yang diumumkan dalam Berita Resmi negara. Tidak segera jelas mengapa Uysal diganti.

Baca Juga: Nikmati Makan Kenyang dan Hemat Dengan ShopeePay Deals Rp1

Baca Juga: Jarang Diketahui, 10 Cara Obati Sakit Gigi Secara Alami dan Terbukti Mujarab

Sebagaimana dilansir mantrasukabumi.com dari laman aljazeera.com pada Minggu, 8 November 2020.

Lira ditutup pada 8,5445 terhadap dolar pada hari Jumat, 6 November 2020. Setelah menyentuh rekor terendah 8,58 meskipun dolar melemah karena suara masih dihitung dalam pemilihan AS.

Erdogan menunjuk Wakil Gubernur Uysal untuk memimpin bank sentral pada Juli 2019 ketika dia memecat pendahulunya Murat Cetinkaya.

Pencopotan Murat Cetinkaya juga terjadi di tengah frustrasi presiden karena bank tidak menurunkan suku bunga untuk meningkatkan perekonomian.

Naci Agbal menjabat sebagai Menteri Keuangan dari tahun 2015 hingga 2018 saat dilantik sebagai Kepala Direktorat Strategi dan Anggaran Presiden.

Pada saat pertemuan terakhir komite kebijakan moneter pada 22 Oktober 2020.

Bank sentral melawan ekspektasi untuk kenaikan suku bunga yang besar dan mempertahankan suku bunga kebijakannya stabil di 10,25 persen, memicu penurunan tajam lira.

Baca Juga: Liga Inggris: Manchester United Curi Poin Kemenangan Dikandang Everton

Hal itu juga mengejutkan pasar sebulan sebelumnya ketika menaikkan suku bunga, mengatakan akan melanjutkan langkah-langkah likuiditas untuk memperketat jumlah uang beredar.

Ini menaikkan suku bunga tertinggi di koridornya, jendela likuiditas terlambat, menjadi 14,75 persen dari 13,25 persen.

Kendati demikian, lira terus merosot meskipun ada langkah-langkah tersebut, melemah 30 persen terhadap mata uang AS tahun ini menjadi pemain terburuk di pasar negara berkembang.

Keputusan selanjutnya oleh komite kebijakan moneter bank tentang suku bunga akan diambil pada 19 November 2020 mendatang.

Erdogan, musuh yang digambarkan sendiri dengan suku bunga tinggi, telah berulang kali menyerukan biaya pinjaman yang lebih rendah.

Hingga pada akhir pekan lalu, Erdogan mengatakan Turki sedang berperang dalam perang ekonomi melawan mereka yang menekannya di "segitiga setan suku bunga dan nilai tukar dan inflasi."

Baca Juga: Buruan Daftar BPUM Rp2,4 Juta, Banpres UMKM Ditutup November, Cek Dulu di eform.bri.co.id/bpum

Bearish terhadap lira, berasal dari kekhawatiran tentang kemungkinan sanksi Barat terhadap Turki, cadangan habis, inflasi tinggi dan campur tangan politik dalam kebijakan moneter.

Analisis khawatir hubungan Turki bisa terganggu jika Demokrat Joe Biden menjadi presiden AS dalam hasil pemilu.**

Editor: Emis Suhendi

Tags

Terkini

Terpopuler