2 Ustadz Gaul yang Sebelumnya Pernah Geluti Dunia Hitam, Berikut ini Profilnya

- 9 April 2021, 14:00 WIB
ILUSTRASI pengajian membuat hidup bahagia.*
ILUSTRASI pengajian membuat hidup bahagia.* /PIXABAY/mufidpwt

 

MANTRA SUKABUMI - Ustadz Evie Effendy dan almarhum Ustadz Jefri Al Buchori adalah keduanya mantan anak jalanan dan dunia hitam sebelum menjadi seorang ustadz terkenal.

Evie Effendy dan almarhum Jefri Al Buchori pada masa mudanya pernah bergelut dalam dunia hitam, dari mulai narkoba hingga pergaulan bebas anak muda pernah dilakoninya.

Namun seiring waktu Evie Effendy dan almarhum Jefri Al Buchori keduanya menyatakan insyaf, lalu kemudian mendalami ilmu agama islam sehingga keduanya menjadi dikenal sebagai seorang Ustadz gaul.

 Baca Juga: ShopeePay Mantul Sale Ajak Masyarakat Lebih Cuan di Momen Gajian

Baca Juga: Tanggapi Kasus Hukum Habib Rizieq Shihab, Christ Wamea: Kebencian Rezim Sebabkan HRS Dipenjara Fery Firmansy

Keduanya selalu menggunakan bahasa gaul dan membahas kehidupan anak muda di dalam isi ceramahnya, sehingga banyak anak muda yang menyukai keduanya serta telah menjadi inspirasi.

Berikut adalah profil singkat Ustadz Evie Effendy dan almarhum Ustadz Jefri Al Buchori, dirangkum mantrasukabumi.com dari beberapa sumber,

Ustadz Evie Effendy penceramah yang cukup populer di kalangan kaula muda, tidak seperti Ustadz biasanya Ustadz Evie Effendy menggunakan bahasa gaul untuk berdakwah.

Seperti selogannnya yang kerap dilontarkan dalam ceramahnya, ‘Rek kitu wae hirup teh’? ( Apakah hidup mau begitu terus?), Selain itu, Evie Effendy juga punya slogan untuk jemaahnya di kalangan milenial yaitu ‘Gaul tapi Soleh’.

Ustadz Evie Effendy merupakan penceramah asal Bandung, dan lahir di Bandung pada 19 Agustus 1976.

Meski menjadi penceramah, Evie Effendy mengaku tidak memiliki latar belakang pesantren atau pun pendidikan agama., Bahkan mengaku hanya menyelesaikan pendidikan formalnya sampai tingkat SMP.

Ustadz asal Bandung itu mengaku menjadi penceramah bermodalkan tekadnya berhijrah.

Rupanya motivasinya menjadi penceramah karena tekadnya ingin hijrah.

 Baca Juga: Gara-gara Hal ini, Ferdinand Tertawakan Ustadz Tengku Zulkarnain: Saya Cukup Terhibur dan Lucu

Evie Effendy dengan penampilannya yang selalu nyentrik mengaku pernah dipenjara di Rutan Kebon Waru.

Dari dalam penjara itulah memiliki tekad kuat untuk berubah menjadi orang yang lebih baik.

Setelah bebas dari penjara, Evie Effendy mengaku menjadi rajin mendatangi kajian dan majelis-majelis taklim di masjid-masjid, kemudian belajar memahami ilmu pengetahuan agama dan syairat ajaran Islam.

Ustadz nyentrik tersebut mengungkapkan bahwa sang ibu mendoakan dirinya untuk menjadi anak sholeh dan menjadi Ustaz.

"Mamah mendoakan dalam salatnya, jadikan anak kami ustadz, jadikan anak kami ulama," ujarnya.

Setelah mendengar doa dari ibunya tersebut, Ustadz yang juga pencinta otomotif ini mengaku kaget, dan Doa ibunya benar-benar dikabulkan oleh ALLAH SWT.

Dan Evie Effendi kini dikenal menjadi seorang pendakwah atau penceramah terkenal, hal itu berawal dari video ceramahnya yang viral di media sosial.

Dalam setiap ceramahnya Evie Effendy selalu menampilkan dirinya sebagai sosok yang dekat dengan anak muda, dan tidak seperti Ustadz lainnya yang mengenakan peci, bersorban, mengenakan sarung atau berjas, Evie Effendy hanya cukup mengenakan pakaian rapi dengan topi atau kupluknya yang khas.

 Baca Juga: Kritik Balik Fadli Zon Soal TMII, Teddy Gusnaidi: Jangan Sampai Hutang ke Negara selama 44 Tahun Gak Dibayar

Penampilan Ustaz ini yang nyentrik dan bahasa yang gaul dekat dengan kalangan muda menjadi modal dakwahnya, Dari sanalah kemudian mulai dikenal di kalangan kawula muda di Bandung Jawa Barat.

Evie Effendy mulai melakukan dakwah kelilingnya atau disebut dakwah on the street, Metode dakwah yang digunakan ustadz Evie menggunakan bahasa populer dicampur candaan bahasa Sunda yang membuat jemaah terhibur.

Berbagai tema mengenai Islam kerap dibawakan secara santai dan menghibur tetapi tetap sarat makna, Sehingga hal itu berpengaruh bagi anak muda.

Gerakan Pemuda Hijrah yang diusung Evie Effendy direspons positif muda-mudi di Kota Bandung, bahkan pengajiannya selalu dipenuhi jamaah, dan melalui Gerakan tersebut berhasil merangkul anak muda yang kerap melakukan kejahatan dan pentolan geng motor di Bandung untuk berhijrah.

Sementara Ustadz Jefri Al-Buchori atau biasa disapa Uje lahir di Jakarta, merupakan anak ketiga dari ayahnya Ismail Modal yang berdarah Maluku dan ibunya Tatu Mulyana.

masa kecil Uje dihabiskan di daerah Pangeran Jayakarta Jakarta, di mana lingkungan sekitarnya terdapat banyak bar dan diskotek.

Sejak kecil Jefri telah menunjukkan bakat untuk tampil dengan meraih prestasi MTQ atau Musabaqah Tilawatil Quran hingga tingkat provinsi.

Masa mudanya kerap diidentikkan dengan narkoba, disko, dan bermain bola bilyar.

Bahkan menurit pengakuan Uje saat itu

"Gue itu dulu dutanya setan di dunia".

 Baca Juga: Saat Rakorda di Sumatera Barat, Ahmad Muzani: Gerindra Bukan Partai Musiman

Namun Selepas Madrasah setingkat SMA Uje melanjutkan pada akademi Broadcasting di Rawamangun, Jakarta, tetapi tidak selesai kuliahnya dikarenakan lebih mementingkan bermain bilyar.

Sebagai pecandu narkoba, Jefri saat itu bertemu dengan Pipik Dian Irawati yang dikenal sebagai model gadis sampul majalah Aneka tahun 1995 asal Semarang Jawa Tengah, lalu kemudian menikah siri pada 7 September 1999, pernikahan tersebut kemudian diresmikan sah secara negara di Semarang dua bulan kemudian.

Karier sebagai aktor bermula dari kegemaran Jefri menyambangi Institut Kesenian Jakarta dan mengikuti hingga menggantikan pemain sinetron yang sedang latihan, sampai akhirnya mengikuti pemilihan pemain dan mendapat peran, selain itu Jefri juga pernah menjadi penari di sebuah kelab malam.

Pada tahun 1991 Jefri mendapatkan peran pada sinetron Pendekar Halilintar di TVRI, dan pada tahun 1991 terpilih sebagai pemeran pria terbaik dalam Sepekan Sinetron Remaja Sayap Patah yang ditayangkan TVRI.

Sementara kariernya di bidang dakwah dimulai pada tahun 2000 saat menggantikan kakaknya yang menjadi imam di sebuah masjid di Singapura, dan Pekerjaan kakaknya saat itu untuk memberikan pelayanan di masjid-masjid dekat rumah di wilayah Pangeran Jayakarta, Jakarta diberikan pada Jefri.

Pertama kali menerima honor dari pekerjaan mendakwah berasal dari sebuah masjid di bilangan Mangga Dua sebesar 35 ribu rupiah.

Pada satu kesempatan saat menjadi imam, jemaat masjid bubar menolak dipimpin oleh tukang mabok.

 Baca Juga: Soal Penjara Habib Rizieq, Politisi Demokrat: Mereka Layak Dibebaskan

 Baca Juga: PN Jaktim Jelaskan Agenda dan Tata Cara Sidang Lanjutan Rizieq Shihab yang akan Digelar pada 12 April

Jefri dikenal sebagai pendakwah secara luas pada tahun 2002 untuk ceramah dan doa dalam acara "Salam Sahur atau Salsa" di Trans7, dan dikontrak untuk acara yang sama pada tahun berikutnya.

Pada tahun 2004 Jefri pernah mengisi acara Tausiah di MNCTV dan tujuh episode acara "Kumis Remaja" setiap Minggu pagi.

Pada awalnya Jefri sempat berpakaian gamis panjang lengkap dengan sorban, tetapi menggantinya karena berpikir bahwa segmennya remaja dan tidak cocok untuk pakaian tersebut, Jefri pun populer dengan baju koko nya dan menjadi merek dagang umum sebagai daya jual pedagang untuk mempopulerkan baju tersebut.

Pada tahun 2005 kegiatan ceramahnya mencapai tiga sampai empat kali dalam sehari dan pengajian rutin "I Like Monday" di rumahnya dengan jemaat tetap, Pada tahun yang sama Jefri diminta memberikan ceramah di Istana Negara di mana salah satu penggemarnya adalah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

pada tahun 2005 Jefri meluncurkan album rohani "Lahir Kembali" yang komersial, kemudian pada tahun 2006 ia meluncurkan album keduanya "Shalawat" di mana ia berduet dengan istrinya Pipik Dian Irawati dalam dua lagu; "Shalawat Badar" dan "Thola`al Badru".

Pada tahun 2007 Jefri juga pernah berkolaborasi dalam mini album Ungu (yang hanya berisi lima lagu) "Para Pencari-Mu" dalam lagu "Surga Hati".

Pada tahun 2009 Jefri tampil langsung berduet pada Tabligh Akbar dan Konser Musik Rohani Ungu di Cilegon, Banten yang dihadiri ribuan penonton.

Baca Juga: Sentil Pembangunan Tugu Sepeda di Jalan Sudirman, Emil Salim: Kenapa Tidak Utamakan Pendidikan

Namun sayang ustadz yang banyak digemari kawula muda harus menghembuskan nafasnya  dalam usia 40 tahun pada tanggal 26 April 2013.

dalam sebuah kecelakaan tunggal di kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan, pada pukul 2 waktu setempat, Jefri menabrak pohon setelah kehilangan kendali atas Kawasaki ER-6n bernopol B 3590 SGQ yang sedang dikendarainya.***

Editor: Robi Maulana


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah