"Sama sekali tidak mendidik, bahkan membuat sebagian orang jadi takut shalaht. Dulu kejadian sama terjadi pada sekuel film Makmum, Khanzab, dan sejenisnya," lanjutnya.
Hilmi pun mengajak para filmmaker untuk mencontoh film Agak Laen.
"Yuk, bisa buat film unsur religi yang lebih berkualitas, agak laen biar hasilnya juga agak laen kayak film Agak Laen," tulisnya.
Baca Juga: Nonton dan Download One Piece Episode 1098 Sub Indo Bilibili Bukan Anoboy Samehadaku Otakudesu
Disisi lain, film Kiblat juga mendapat kritik dari sejumlah pihak lantaran tren film horor Indonesia yang menggunakan agama sebagai alat teror hingga tak jarang membuat orang takut untuk beribadah.
Seperti Sineas sekaligus sutradara Gina S Noer misalnya. Menurutnya agama Islam terus dieksploitasi sedemikian rupa. Contohnya adegan salat yang hampir selalu ada dalam film horor karya sineas Indonesia.
Dalam unggahannya di akun media sosial, penulis dan sutradara Dua Garis Biru itu membandingkan film horor Indonesia dengan film horor Korea Selatan terlaris di Tanah Air saat ini, Exhuma.
Berbeda dari apa yang terjadi dalam kebanyakan film horor Indonesia yang seringkali orang diganggu setan saat sedang beribadah, Gina menyoroti bagaimana karakter utama dalam Exhuma memiliki keyakinan yang menjadi modal untuk melawan iblis.
Gina menambahkan, adegan seram yang melibatkan ibadah dapat berdampak buruk pada penonton. Faktanya, tidak sedikit yang mengaku takut untuk beribadah setelah menonton film horor tertentu.
Alih-alih dijadikan alat untuk melawan makhluk gaib, iman justru terlihat lemah karena menjadi simbol ketakutan, sehingga kelemahan iman bukan lagi jadi eksploitasi kritik pada keislaman yang dangkal tapi cara dangkal biar cepat seram.