Dimana bukan hanya menampilkan imajinya soal konsep siksa kubur dalam agama Islam, tetapi juga memang ingin 'menyiksa' psikis penonton yang bahkan 'Siksaan'nya saja sudah terasa dari awal film ini dimulai.
Gaya psychological horror yang digunakan Joko Anwar sudah dimulai di babak cerita yang mestinya berisi rona kebahagiaan dan kenangan indah.
Rupanya Joko dengan sengaja menggunakan pengadeganan yang kikuk, ganjil, dan agak terasa mengganggu yang memang bertujuan mencolek-colek kenyamanan penonton, setidaknya hingga 2/3 film berjalan.
"(Film Siksa Kubur) berhasil merombak formula horor religi Indonesia dan membawanya ke tingkat yang lebih tinggi" tulis komentar Rasyid Harry.
Sebelum menyaksikan Siksa Kubur, ada sejumlah trigger warning yang perlu diperhatikan penonton diantaranya sebagai berikut.
1. Kekerasan dan gore
Berbeda dengan saga Pengabdi Setan, lewat Siksa Kubur, Joko Anwar kembali ke bentuk horor aslinya yang mengandung sejumlah adegan thriller dan gore.
Joko Anwar cukup banyak menggunakan adegan kekerasan dan gore eksplisit dalam Siksa Kubur yang dikombinasikan dengan adegan-adegan keseharian. Selain itu, ada beberapa adegan yang bisa membuat ngilu penonton.
Bagi mereka yang sensitif akan adegan kekerasan dan tumpahan darah, ada baiknya menyiapkan mental bila tetap ingin menyaksikan film ini.