AS dan Eropa Tekan Arab Saudi untuk Bebaskan Pangeran Salman bin Abdulaziz yang Ditahan Tanpa Alasan

3 Juni 2020, 05:45 WIB
Pangeran Saudi Salman bin Abdulaziz yang dipenjara tampaknya tidak memiliki ambisi politik.* /AFP /AFP/

MANTRA SUKABUMI – Amerika Serikat bersama parlemen Eropa mendesak Kerajaan Arab Saudi untuk segera membebaskan seorang Pangeran dermawan yang dipenjara.

Pangeran Salman bin Abdul Aziz dan juga ayahnya ditahan oleh pemerintah Kerajaan Arab Saudi sejak 2018 silam.

Mereka dipenjara atas tuduhan di tengah tindakan keras kerajaan yang kian meningkat di bawah penguasa de facto Pangeran Mahkota Mohammed bin Salman.

Baca Juga: Kasus COVID-19 Meningkat, Kota Surabaya Beralih ke Zona Hitam

Selain penahan terhadap Pangeran Salman bin Abdul Aziz dan ayahnya, akan tetapi termasuk juga para tokoh yang tak menunjukkan tantangan nyata bagi cengkraman kekuasaannya.

Selain itu, anggota keluarga Saad Aljabri, mantan pembantu pangeran dan pejabat tinggi intelijen lainnya terseret dalam drama kerajaan Arab Saudi yang kemudian ditahan, yang melarikan diri ke Kanada dan menyimpan rahasia besar negara.

Terlihat tak begitu berambisi pada dunia politik menjadikan Pangeran Salman yang berpendidikan di Universitas Sorbonne Paris menjadi target yang paling tidak mungkin.

Baca Juga: UPDATE (2/6/2020) Corona Kabupaten Sukabumi, 30 Orang Positif, 22 PDP Meninggal

Ia mendapatkan reputasi sebagai ‘cek kosong berjalan’ untuk mendanai proyek pembangunan di berbagai negara miskin di dunia.

"Ini bukan hanya penangkapan yang melanggar hukum. Ini penculikan siang hari. Ini adalah penghilangan paksa," kata seorang rekan pangeran itu, seperti dikutip Mantrasukabumi.com dari Pikiran-Rakyat.com yang dilansir AFP.

Setelah ditahan selama sekitar satu tahun di penjara Al-Ha'ir dengan keamanan tinggi dekat Riyadh dan kemudian di sebuah vila pribadi dengan ayahnya Pangeran Abdulaziz bin Salman, sang pangeran dipindahkan ke situs penahanan rahasia pada bulan Maret.

Baca Juga: Helmy Yahya Dikabarkan Dipecat Sebagai Dirut TVRI Karena Sempat Putar Film G30S/PKI, Simak Faktanya

Dia secara misterius kembali ke vila minggu lalu untuk dipersatukan kembali dengan ayahnya.

Masih belum jelas mengapa dia dipindahkan ke situs rahasia. Panggilan teleponnya ke keluarganya dipantau oleh intelijen Arab Saudi, kata sumber itu.

Namun kepulangannya mungkin merupakan tanda sementara bahwa tekanan internasional untuk pembebasannya berhasil. Otoritas Arab Saudi tidak menanggapi permintaan komentar atas kasus tersebut.

Baca Juga: Covid-19 di AS Picu Tindakan Warga AS Pada Orang Asia Hingga Terjadi Tendangan, Diludahi dan Ditusuk

Artiekl ini telah terbit sebelumnya di laman Pikiran-Rakyat.com dengan judul "Arab Saudi dalam Tekanan, AS dan Eropa Tuntut Bebaskan Pangeran Dermawan yang Dipenjara Tanpa Alasan."

Sebuah delegasi dari Parlemen Eropa memohon otoritas Arab Saudi untuk membebaskan bangsawan yang ditahan termasuk Pangeran Salman selama kunjungan ke Riyadh pada Februari, menurut sebuah sumber dan laporan internal dari tur yang dilihat oleh AFP.

"Parlemen Eropa telah meminta informasi tentang kasus ini dalam sebuah surat yang ditujukan ... kepada Pangeran Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman, yang (masih) belum terjawab," ujar Marc Tarabella, wakil ketua delegasi parlemen untuk hubungan dengan semenanjung Arab.

Baca Juga: Update (2/6/2020) COVID-19 di Indonesia Bertambah 609 kasus, DKI Jakarta Masih Tertinggi

"Saya ingin meminta Anda untuk mengangkat masalah ini ... dengan otoritas tertinggi yang relevan di Arab Saudi memohon pembebasan Pangeran Salman. Saya tetap yakin bahwa pembebasan itu akan berdampak positif pada hubungan Parlemen Eropa dengan Arab Saudi," tulisnya.**(Abdul Muhaemin/Pikiran-Rakyat.com).

Editor: Encep Faiz

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler