Akibat Aksi Protes George Floyd, Tanda-tanda Lonjakan Kasus Covid-19 di Amerika Serikat Mulai Tampak

8 Juni 2020, 15:30 WIB
BINTANG Star Wars John Boyega turut ambil bagian dalam aksi protes di Hyde Park London terkait kematian George Floyd /Metro/.*/METRO

MANTRA SUKABUMI - Gelombang aksi demonstrasi yang terjadi di Amerika Serikat terkait kematian seorang pria berkulit hitam George Floyd sudah sepekan berlalu.

Goerge Floyd diketahui meninggal dunia akibat kehabisan napas setelah seorang petugas polisi berlutut kemudian menekan lehernya.

Setelah George Floyd meninggal, terjadi aksi protes dibeberapa wilayah di Amerika Serikat hingga meluas hampir di seluruh negara bagian di Amerika Serikat.

Baca Juga: Populer di Amerika Serikat, Aplikasi Zynn asal Tiongkok Mirip TikTok Bisa Dapatkan Hadiah Uang

Bahkan tidak hanya di Amerika Serikat, seruan untuk anti rasial pun gencar digaungkan diseluruh dunia, termasuk dari kalangan publik figur.

Namun, aksi demonstrasi di tengah pandemi Covid-19 yang sedang mewabah di seluruh dunia, memberikan dampak yang lebih besar dalam penambahan kasus seperti yang terjadi di Texas, Amerika Serikat.

Texas mengalami lonjakan dalam kasus virus corona terutama di Dallas dan Houston.

Baca Juga: Benarkah Filter Roko Mengandung Darah Babi, Simak Faktanya

Dikutip Pikiran-Rakyat.com dari laman Insider, menurut Dallas County Health dan Human Service, kota itu mencatat 298 kasus positif Covid-19 pada hari Jumat, 5 Juni 2020 lalu, sehingga total menjadi 11.541.

Sebelumnya, Kota Dallas juga mencapai kasus tertinggi pada Kamis, 5 Juni 2020 lalu, dengan 285 kasus baru.

Harris County yang merupakan wilayah Houston berada, mencatat 222 kasus pada Kamis, 5 Juni 2020 lalu, sehingga jumlah total mencapai 13.940 berdasarkan data Harris County Public Health.

Baca Juga: Tersiar Kabar Maruf Amin Sebut Ikhlaskan Dana Haji Dipakai Pemerintah Agar Masuk Surga, Ini Faktanya

Menurut Texas Health dan Human Service, negara bagian Amerika Serikat itu, telah memiliki 71.613 kasus yang telah dilaporkan.

Sebelumnya, Gubernur Texas, Greg Abbott mengumumkan fase pertama pembukaan kembali negara bagian itu pada akhir April lalu.

Kemudian pada pertengahan Mei, Texas memasuki fase kedua yang memungkinkan restoran untuk kembali dibuka dan dapat menerima makan ditempat dengan maksimal 50 persen dari kapasitas.

Baca Juga: Din Syamsudin: Isu PKI tidak Bangkit Lagi Sengaja Digaungkan untuk Ninabobokkan Tokoh dan Masyarakat

Pada hari Rabu yang lalu, Texas memulai fase tiga dengan peraturan baru yang berlaku.

Melihat terjadinya peningkatan kasus, Abbott memberikan tanggapannya usai Memorial Day.

"Ada peningkatan di berbagai bidang karena alsan yang berbeda," ujar Gubernur Texas, Greg Abbott.

Ia menjelaskan bahwa pihaknya belum dapat memastikan sejauh mana peningkatan itu bisa dikaitkan dengan aksi peringatan.

Baca Juga: Konflik Makin Panas, Hong Kong dan Taiwan Tolak Berada di Bawah RRC

"Kami tahu ada peningkatan, di wilayah Travid dan daerah lain, yang terait dengan panti jompo," ujarnya.

Abbott pun mengatakan kan melihat perkembangan dari peningkatan yang terjadi dari waktu ke waktu.

Banyak orang yang telah mengajukan keprihatinan tentang potensi peningkatan kasus akibat protes nasional di AS sebagai tanggapan atas kematian George Floyda dan banyak hal lainnya sebagai akibat dari kebrutalan polisi.

Baca Juga: India Catat Rekor Baru Kasus Corona Salip Posisi Italia, Tepat 2 Hari sebelum Longgarkan Lockdown

Artikel ini telah terbit sebelumnya di laman Pikiran-Rakyat.com dengan judul "Tanda-tanda Lonjakan Kasus Covid-19 di AS Akibat Protes George Floyd Mulai Tampak, Texas Catat Rekor."

Dengan virus corona yang terus menginfeksi orang-orang secara global, beberapa telah menyatakan kekhawatiran tentang penyebaran Covid-19 di antara sesama demonstran.

Aksi protes memang berisiko tetapi disarankan agar mereka yang berpartisipasi dalam mengenakan masker penutup wajah dan berusaha menjaga jarak

Para demosntarn juga diminta untuk sadar harus mengkarantina diri usai melakukan aksi.

Baca Juga: Trump Gunakan Hak Veto Perang Lawan Iran, Senat AS Gelar Pemungutan Suara antara Dukung atau Tolak

"Sebagai seorang dokter Afrika-Amerika, saya tidak ingin memberi tahu orang-orang untuk tidak memprotes, karena saya pikir itu adalah alat yang efektif untuk menekan kelompok untuk mencoba memperjuangkan perubahan dan berusaha untuk memperjuangkan persamaan hak," ujar dr. Garth Walker, yang merawat pasien Covid-19 di Chicago.

Hingga berita ini diturunkan, Amerika Serikat yang masih menjadi negara dengan kasus positif Covid-19 tertinggi di dunia, telah mencatat total 2.007.449 orang, dengan angka kematian mencapai 112.469 dan sudah 761.708 pasien yang telah sembuh. **(Rahmi Nurfajriani/PR).

Editor: Encep Faiz

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler