Capai Rekor Tertinggi Kasus Harian Covid-19 Dunia, WHO: Ini Masih Jauh Dari Kata Selesai

10 Juni 2020, 05:30 WIB
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.* //Twitter @DrTedros

MANTRA SUKABUMI - Pandemi virus Corona (Covid-19) alami peningkatan kasus baru harian tersbesar secara global.

Di Amerika Tengah hingga saat ini belum mencapai puncak dari pandemi Covid-19 ini, sehingga masih ada lonjakan kasus baru setiap harinya.

Perlu diketahui pada hari Minggu dilaporkan kasus baru di seluruh dunia mencapai lebih dari 136.000 kasus, tercatat terbanyak dalam satu hari sejauh ini.

Baca Juga: Perusahaan BUMN Berkurang dari 142 Menjadi 107 Perusahaan, Simak Penjelasannya

Kasus baru tersebut dilaporkan hampir 75 persen berasal dari 10 negara, dan sebagian besar di Asia Selatan dan Amerika.

Dalam hal ini, pada Senin, 8 Juni 2020 Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendesak negara-negara untuk melanjutkan upaya guna mengatasi virus corona jenis baru yang menyebabkan Covid-19.

"Lebih dari enam bulan menjadi pandemi, ini bukan saatnya bagi negara mana pun untuk mengambil langkah," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan pada briefing online, dikutip dari Channel News Asia.

Baca Juga: Menag Fachrul Razi Dikabarkan Tarik Kembali Putusan Pembatalan Ibadah Haji 2020, Simak Faktanya

Menanggapi pertanyaan tentang Tiongkok, ahli darurat utama WHO, Dr Mike Ryan, mengatakan studi retrospektif tentang bagaimana wabah telah ditangani bisa menunggu

"Kita perlu fokus sekarang pada apa yang kita lakukan hari ini untuk mencegah puncak kedua," ujarnya.

Ryan juga mengatakan infeksi di negara-negara Amerika tengah termasuk Guatemala masih meningkat, dan infeksi itu adalah epidemi 'kompleks'.

Baca Juga: Selandia Baru Bebas Virus Corona, Warga Sambut dengan Sukacita Tandai Awal Kehidupan Bebas Covid-19

"Saya pikir ini adalah saat yang sangat memprihatinkan," katanya, menyerukan kepemimpinan pemerintah yang kuat dan dukungan internasional untuk kawasan itu.

Brasil sekarang menjadi salah satu titik panas pandemi, dengan jumlah kasus terkonfirmasi kedua tertinggi, di belakang Amerika Serikat, dan jumlah kematian yang pekan lalu telah melampaui Italia.

Setelah mengeluarkan angka kumulatif untuk kematian akibat virus corona di Brasil dari situs web nasional, Departemen Kesehatan menebarkan kebingungan dan kontroversi lebih lanjut dengan merilis dua set angka yang saling bertentangan untuk penghitungan terbaru kasus infeksi dan kematian.

Baca Juga: Dikabarkan 300 WNA China Ilegal Pembawa Senjata Api Ditahan Imigrasi Bandara, Simak Faktanya

Ryan mengatakan data Brasil telah 'sangat rinci' sejauh ini tetapi menekankan pentingnya bagi Brasil untuk memahami di mana virus itu dan bagaimana mengelola risiko, dan bahwa WHO berharap komunikasi akan tetap 'konsisten dan transparan'.

Maria van Kerkhove, seorang ahli epidemiologi WHO, mengatakan bahwa 'pendekatan komprehensif' sangat penting di Amerika Selatan.

Lebih dari 7 juta orang telah dilaporkan terinfeksi virus Corona secara global dan lebih dari 400.000 telah meninggal.

"Ini masih jauh dari selesai," kata van Kerkhove.

Baca Juga: Beredar Kabar Gus Yaqut Sebut Menjadi Nasionalis akan Semu jika Tidak Mencintai PDI, Simak Faktanya

Artikel ini telah terbit sebelumnya di laman PikiranRakyat-Cirebon.com dengan judul "Kasus Harian Covid-19 Capai Rekor Tertinggi, WHO Sebut Pandemi Jauh dari Selesai".

Setidaknya setengah dari kasus virus Corona yang baru ditemukan di Singapura tidak menunjukkan gejala, kata ketua gugus tugas virus pemerintah kepada Reuters, yang memperkuat keputusan negara-kota untuk mengurangi pembatasan kuncian secara bertahap.

Van Kerkhove mengatakan bahwa banyak negara yang melakukan pelacakan kontak telah mengidentifikasi kasus tanpa gejala tetapi tidak menemukan bahwa mereka menyebabkan penyebaran virus lebih lanjut dan menyebutnya 'sangat jarang' terjadi.

Baca Juga: Beri Penghormatan Terakhir George Floyd, Ribuan Pelayat Penuhi Jalanan saat Dibawa ke Gereja

Ryan, ditanya tentang kerja sama teknis dengan Amerika Serikat, setelah pengumuman Presiden Donald Trump 10 hari yang lalu bahwa itu 'mengakhiri' hubungannya dengan WHO, mengatakan WHO sangat bergantung pada para ahli dari Pusat Pengendalian Penyakit dan Institut Kesehatan Nasional.

"Kami akan terus melakukan itu sampai kami diinstruksikan atau diinformasikan," tambahnya.**(Nur Annisa/PR Cirebon).

Editor: Encep Faiz

Sumber: Pikiran Rakyat Cirebon

Tags

Terkini

Terpopuler