Demi Perdamaian Dunia, Prajurit TNI Gugur Saat Bertugas di Kongo, Menlu RI Ucapkan Belasungkawa

24 Juni 2020, 13:56 WIB
ARSIP Foto. Pasukan dan tank pemerintah terlihat di wilayah timur kota Rumangabo, Kongo.* /ANTARA/

MANTRA SUKABUMI – Ditengah keberanian prajurit TNI yang menjadi pasukan perdamaian dunia baru saja menjadi sorotan dunia.

Hal yang menjadi sorotan dunia adalah terkait keberaniannya menghadang tank-tank perang Israel yang akan menyerang atau melancarkan serangan pada Libanon.

Aksi tersebut sangat membahayakan dirinya dan pasukannya tetapi dengan keberaniannya membawa keharuman nama Indonesia.

Baca Juga: Memalukan, WNI di Filipina Ditangkap Polisi, Diduga Terlibat Kasus Penculikan Dua Warga Tiongkok

Mereka bertugas membawa misi yang sangat mulia yakni perdamaian dunia walaupun nyawanya harus dipertaruhkan.

Dalam menjalani aksi mulianya menjaga perdamaian dunia tentunya tidak terlepas dari bahaya dan ancaman hingga kematian harus dihadapinya, seperti halnya yang telah terjadi pada prajurit Indonesia yang menjadi korban serangan musuh dunia.

Kabar meninggalnya prajurit Indonesia diketahui dari akun Twitter Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi, ia mengunggah ucapan belasungkawa di laman @Menlu_RI.

“Penghargaan setinggi-tingginya kepada Alm. Serma Rama Wahyudi atas pengabdiannya dalam menjaga perdamaian dunia. Semoga keluarga yang ditinggalkan selalu diberi ketabahan,” tulis Menlu Retno, dikutip PikiranRakyat-Pangandaran.com.

Baca Juga: Di Tengah Pandemi Covid-19, 430 Karyawan Gojek Terkena PHK

Seorang anggota pasukan pemelihara perdamaian Indonesia yang bertugas di Misi MONUSCO, Republik Demokratik Kongo, dilaporkan meninggal dunia.

Sersan Mayor (Serma) Rama Wahyudi, gugur saat bertugas. Menurut pernyataan PBB ia diserang oleh milisi pada malam hari, Senin, 22 Juni 2020.

Selain Sersan Mayor, satu tentara lainnya yang diduga berasal dari Indonesia juga mengalami luka cukup berat akibat serangan itu.

Peristiwa ini terjadi ketika mereka berdua tengah kedapatan tugas untuk berpatroli malam. Kemudian serangan muncul berjarak sekira 20 kilometer dari Beni di Provinsi Kivu Utara.

Baca Juga: Manfaat Mengkonsumsi Buah Naga, Buah yang Sangat Kaya Nutrisi

Nahas, satu terntara tewas di lokasi kejadian, sedangkan lainnya mendapat luka yang cukup parah.

Menanggapi hal ini, Dewan Keamana PBB mengutuk keras serangan MONUSCO dan meminta otoritas Kongo untuk melakukan investigasi.

Artikel terkait sebelumnya telah tayang di Pikiranrakyat-Pangandaran.com dengan judul "

Sehingga pelaku dapat di perkarakann secara hukum dan diboyong menuju meja pengadilan.

Kepala MONUSCO Leila Zerrougui mengutuk serangan yang diduga dilakukan oleh "tersangka anggota ADF" yakni Pasukan Sekutu Demokrat, sebuah kelompok bersenjata terkenal di timur negara itu.

Baca Juga: Kepala Kesehatan Masyarakat Klaim Pandemi Covid-19 telah Membuat AS 'Bertekuk Lutut'

Tentara itu telah mengambil bagian dalam proyek untuk membangun jembatan di daerah Hululu.

ADF adalah gerakan Muslim terutama yang berasal dari negara tetangga Uganda pada 1990-an. Mereka menentang pemerintahan Presiden Uganda Yoweri Museveni.

Pada 1995, kelompok itu pindah ke Republik Demokratik Kongo, yang menjadi basis operasinya, meskipun mereka tidak melakukan serangan di Uganda selama bertahun-tahun.** (Ayunda Lintang Pratiwi/ Pikiranrakyat-Pangandaran.com)

Editor: Emis Suhendi

Sumber: Pikiran Rakyat Pangandaran

Tags

Terkini

Terpopuler