AS Kembali Gelar Latihan di Laut China Selatan, China: AS Sengaja Pancing Kemarahan Antarnegara

7 Juli 2020, 07:51 WIB
FOTO FILE: Kapal induk Angkatan Laut AS, USS Ronald Reagan terlihat selama kunjungannya ke Hong Kong, Cina 21 November 2018.* //REUTERS / Yuyang Wang

MANTRA SUKABUMI - Amerika Serikat mengirimkan dua kapal induk Angkatan Lautnya untuk melakukan latihan di Laut China Selatan.

Latihan yang dilakukan angkatan laut AS posisinya dalam jangkauan pandang kapal-kapal Angkatan Laut China yang sedang mengawasi, kata komandan salah satu kapal induk USS Nimitz kepada Reuters, Senin.

Posisi tersebut diantara kedua angkatan lautnya bisa saling melihat dan mengawasi, seperti yang diungkapkan pimpinan militer AS.

Baca Juga: Kabar Gembira, Kemdikbud Berikan Keringanan Biaya Bagi Mahasiswa di PTN dan PTS, Simak Syaratnya

"Mereka telah melihat kami dan kami sudah melihat mereka," kata Laksamana Muda James Kirk dalam sebuah wawancara telepon dari Nimitz, sebagaimana dikutip dari laman Antaranews.com.

Kapal-kapal militer itu telah melakukan latihan terbang di jalur air dengan kapal induk Armada Ketujuh, USS Ronald Reagan.

Rangkaian latihan militernya dimulai pada saat liburan Hari Kemerdekaan AS 4 Juli.

Baca Juga: Fakta Baru, John Kei Beri Rp10 Juta Pada Anak Buah Sebelum Lakukan Eksekusi

Pada masa lalu, Angkatan Laut AS membawa kapal-kapal induk untuk unjuk kekuatan di Laut China Selatan. Tetapi, latihan tahun ini terjadi di tengah ketegangan yang meningkat ketika AS mengkritik China atas penanganan virus corona.

AS juga menuduh China mengambil keuntungan dari pandemi untuk memperkuat klaim teritorialnya di perairan tersebut.

Kementerian Luar Negeri China mengatakan AS telah sengaja mengirim kapalnya ke Laut China Selatan untuk pamer kekuatan.

Baca Juga: Kasus Denny Siregar Bisa Picu Tasik Membara Jilid 2 Jika Tak Diproses, Saksi: Kasus Jadi Prioritas

China juga menuduh AS berusaha memantik kemarahan antarnegara di kawasan itu.

Pentagon, ketika mengumumkan latihan kedua kapal induk, mengatakan ingin "membela hak semua negara untuk terbang, berlayar, dan beroperasi di mana pun hukum internasional mengizinkan".

AS menggambarkan kapal-kapal berbobot 100.000 ton dan 90 unit pesawat yang mereka angkut itu masing-masing merupakan sebagai "simbol keteguhan hati".

Baca Juga: Gempa Berkekuatan Magnitudo 6,1 Guncang Wilayah Jepara Jawa Tengah Pagi Ini

Sekitar 12.000 pelaut berada di kapal dalam gabungan kelompok kapal penyerang itu.

China mengklaim 90 persen wilayah di Laut China Selatan, yang kaya sumber daya dan merupakan jalur perdagangan senilai tiga triliun dolar AS (sekitar Rp45 kuadriliun) per tahun.

Brunei, Malaysia, Filipina, Taiwan, dan Vietnam juga memiliki klaim di wilayah itu.

Baca Juga: Pertemuan Prabowo dan Airlangga, Diprediksi Berpengaruh Pada Konstelasi Politik Pilkada Sukabumi

China telah membangun pulau-pulau buatan di kawasan Laut China Selatan tetapi mengatakan bahwa niatnya damai.

Kontak dengan kapal-kapal China terjadi tanpa ada insiden, kata Kirk.

"Kami memiliki harapan bahwa kami akan selalu berinteraksi secara profesional dan aman. Kami beroperasi di perairan yang sangat padat, banyak jenis lalu lintas laut," ujar Kirk.**

Editor: Emis Suhendi

Sumber: antaranews

Tags

Terkini

Terpopuler