AS-Turki Kembali Memanas, Turki Kecam Joe Biden yang Sebut Amerika Harus Dukung Oposisi Turki

17 Agustus 2020, 05:52 WIB
PRESIDEN Turki Recep Tayyip Erdogan.* /AFP /


MANTRA SUKABUMI - Pemilihan presiden Amerika yang akan terjadi beberapa waktu ke depan mulai panas dengan isu-isu dari para calon presiden. Berbagai isu internasional kembali hangat, misalnya dari calon presiden Amerika Serikat yang berasal dari partai Demokrat.

Video Biden pada tahun lalu yang menyampaikan AS sebaiknya mendukung kalangan oposisi di Turki kembali ramai di jagat media sosial.

Biden dalam pernyataannya menyebut Amerika Serikat seharusnya menempuh pendekatan baru dalam berhubungan dengan pemerintahan Presiden Tayyip Erdogan yang dinilai otokratis.

Baca Juga: Krisis Mediterania, Erdogan Peringatkan Yunani dan Mengancam Akan Balas Setiap Pengganggu Turki

Baca Juga: Semakin Mencekam, Komandan Batalion Irak dan Pengawalnya Tewas Ditembak Drone Militer Turki

Eks wakil presiden AS pada masa Presiden Barack Obama, lewat sebuah tayangan, mengatakan ia "sangat prihatin" sikap Erdogan terhadap warga etnis Kurdi di Turki. Ia juga mengkhawatirkan kerja sama militer sebagian antara Turki dan Rusia serta akses yang dimiliki Erdogan terhadap pangkalan militer AS di Turki.

Kekhawatiran itu Biden sampaikan terlepas dari status Turki sebagai salah satu sekutu Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).

"Menurut saya, langkah yang harus kita lakukan akan sangat berbeda dengan yang terjadi sekarang, tentunya kita harus mendukung kepemimpinan dari kalangan oposisi," kata Biden dalam tayangan dan transkrip yang disiarkan oleh New York Times seperti dikutip mantrasukabumi.com dari Antara.

Baca Juga: Turki Protes Putusan India Menghapus Kashmir dari Otonominya karena Bisa Picu Kesengsaraan Wilayah

Baca Juga: WC Berusia 2 Milenium di Turki Jalani Pemulihan, Dibuka untuk Objek Wisata

"Ia (Erdogan) harus membayar semuanya," ujar Biden, seraya menambahkan, AS harus meningkatkan dukungan terhadap petinggi dari kalangan oposisi "sehingga mereka dapat mengimbangi Erdogan". "Tidak dengan kudeta, bukan dengan kudeta, tetapi lewat pemilihan umum," sambungnya.

Pernyataan Biden yang dikutip oleh New York Times pada 16 Desember 2019 sebelum ia mencalonkan diri sebagai kandidat dari Partai Demokrat
kembali viral di media sosial Twitter di Turki.

Hal tersebut mendapat kecaman dari pemerintah Turki yang di pimpin Presiden Recep Tayyip Erdogan.

Hal itu diungkapkan Direktur Komunikasi Kepresidenan Turki, Fahrettin Altun, mengatakan pernyataan Biden "menunjukkan permainan dan sikap ikut campur terhadap urusan dalam negeri Turki". Ia turut menyebut insiden kudeta gagal pada 2016.

Baca Juga: Turki Siap Bantu Libanon, Hadapi Dampak dari Ledakan di Beirut

"Kami meyakini pernyataan ini tidak punya tempat dalam hubungan diplomasi dengan salah satu kandidat presiden dari sekutu NATO kami, Amerika Serikat, dan juga tidak dapat diterima oleh pemerintahan (AS) saat ini," terang Altun.

Namun sejauh ini belum ada tanggapan dari tim kampanye Biden.

Meskipun Trump dan Erdogan rutin bertemu, hubungan diplomatik Turki dan AS beberapa kali meregang karena Ankara membeli alat pertahanan Rusia. AS juga kerap berseberangan dengan Turki terkait kebijakan di Suriah. AS pun sempat menuding bank milik negara di Turki membantu warga Iran menghindari sanksi ekonomi.**

Editor: Abdullah Mu'min

Sumber: Permenpan RB

Tags

Terkini

Terpopuler