Biden Identifikasi Krisis Iklim sebagai Prioritas Utama, Sebut AS Harus Kerahkan Kekuatan Sains

10 November 2020, 19:20 WIB
Calon presiden dari Partai Demokrat Joe Biden memberi isyarat saat ia berpartisipasi dalam debat kampanye presiden 2020 pertama dengan Presiden AS Donald Trump pada hari Selasa [Brian Snyder / Reuters] /

MANTRA SUKABUMI – Dalam pidatonya pada hari Sabtu, Presiden Terpilih Amerika Serikat Joe Biden, mengidentifikasi krisis iklim sebagai salah satu prioritas utamanya.

Biden mengatakan Amerika harus mengerahkan "kekuatan sains" dalam "pertempuran untuk menyelamatkan planet kita."

Terpilihnya Joe Biden sebagai presiden AS merupakan kabar baik bagi lingkungan. Menjelang pemilihan, Biden dengan tepat menyebut posisi Donald Trump tentang iklim yang sembrono, tidak bertanggung jawab dan tidak dapat diterima.

Baca Juga: Kampanye ShopeePay Deals Rp1 Lebih Meriah di 11 November

Baca Juga: Anggota Parlemen Muslim Myanmar Berjanji untuk Memperjuangkan Hak-hak Minoritas yang Tertindas

Kemudian menguraikan rencana kebijakannya, yakni bergabung kembali dengan Perjanjian Iklim Paris, menginvestasikan $ 1,7 triliun untuk memastikan bahwa pada tahun 2050 negara ini akan menjadi ekonomi energi bersih 100% dengan emisi nol bersih.

Lalu dengan mekanisme penegakan hukum untuk mencapai tujuan berinvestasi dalam teknologi bersih, hentikan investasi dalam bisnis yang mempengaruhi iklim dan lingkungan, dan membawa dunia bersama AS untuk mempercepat aksi iklim.

Komitmen Biden untuk memerangi krisis iklim akan menguntungkan India, negara yang rentan terhadap fenomena tersebut.

Dikutip mantrasukabumi.com dari hindustantimes.com, bahwa dampak dari perubahan iklim merupakan penghalang untuk mencapai hasil pembangunannya.

Namun meskipun emisi perkapita rendah, India telah membuat komitmen yang signifikan dalam kontribusi yang ditentukan secara Nasional sebagai bagian dari Perjanjian Paris.

Negara ini melakukan yang terbaik dengan sumber daya (keuangan dan teknologi) yang dimilikinya bersamaan dengan memenuhi tantangan pertumbuhannya.

Baca Juga: Para Pejabat Olimpiade Tokyo Sebut Vaksin Virus Corona Bukan Prasyarat untuk Gelar Olimpiade

Tapi pada saat yang sama, dengan tepat menyatakan bahwa negara maju harus membayar untuk pembersihan (berbasis pada prinsip tanggung jawab bersama tetapi dibedakan).

Pangsa emisi India adalah 6% dan negara tersebut membutuhkan bantuan untuk tumbuh, tetapi dengan mengadopsi jalur yang lebih bersih.

Pemerintah AS yang baru tidak boleh mengecewakan, karena bersiap untuk bergabung kembali dengan Perjanjian Paris.**

Editor: Robi Maulana

Sumber: hindustantimes

Tags

Terkini

Terpopuler