Direkomendasikan bahwa 19 orang dirujuk ke Polisi Federal Australia, kompensasi dibayarkan kepada keluarga korban, dan militer melakukan banyak reformasi.
Baca Juga: Biden Patah Tulang Kaki saat Bermain dengan Anjing hingga Harus Pakai Sepatu Boot
Baca Juga: Ketua Umum PBNU Positif Covid-19, Mahfud MD Langsung Swab, Ternyata Ini Alasannya
Perwira tinggi militer Australia telah mengakui ada bukti yang dapat dipercaya dari pembunuhan tersebut, merekomendasikan masalah ini untuk ditangani oleh seorang jaksa yang menyelidiki dugaan kejahatan perang.
"Beberapa patroli mengambil alih hukum ke tangan mereka sendiri, peraturan dilanggar, cerita dibuat-buat, kebohongan diceritakan dan tahanan dibunuh," kata Kepala Jenderal Angkatan Pertahanan Angus Campbell.
Setelah serangan 11 September 2001, lebih dari 26.000 personel berseragam Australia dikirim ke Afghanistan untuk berperang bersama AS dan pasukan sekutu melawan Taliban, Al-Qaeda, dan kelompok ekstremis lainnya.
Pasukan tempur Australia secara resmi meninggalkan negara itu pada akhir 2013, tetapi sejak itu serangkaian laporan yang sering brutal muncul tentang perilaku unit pasukan khusus elit.**