Presiden Mexico Desak AS Bantu Pasok Vaksin Corona, Joe Biden Prioritaskan Rakyatnya

- 28 Februari 2021, 21:00 WIB
ilustrasi injeksi vaksin
ilustrasi injeksi vaksin /gustavofring/PEXELS

MANTRA SUKABUMI – Sulitnya mendapatkan vaksin virus Corona yang dirasakan negara-negara berkembang di dunia, termasuk Mexico yang sampai saat ini masih kesulitan untuk mendapatkan pasokan untuk negaranya.

Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador meminta Presiden AS Joe Biden untuk mempertimbangkan berbagi dengan negara tetangganya yang kebetulan berstatus negara miskin dibanding AS.

Presiden Mexico sampaikan hal ini ketika kedua pemimpin mengadakan pertemuan secara virtual pada hari Senin lalu. Biden terbuka untuk membahas masalah ini sebagai bagian dari upaya regional dalam memerangi pandemi COVID-19.

Baca Juga: Kamu Senang Shopping? Coba Cari Tahu Tipe yang Manakah Kamu

Baca Juga: Tanggapi Investasi Miras di Papua, Natalius Pigai: Presiden Jokowi Tertipu 2 Kali

“Namun Biden tetap akan memprioritaskan kebutuhan untuk rakyatnya terlebih dahulu dengan memvaksinasi sebanyak mungkin orang Amerika,” ungkap seorang pejabat Gedung Putih kepada Reuters dengan tanpa menyebut namanya.

Lopez Obrador telah menjadi salah satu pemimpin paling vokal di negara berkembang yang mendesak negara-negara kaya untuk meningkatkan akses negara-negara miskin dalam mendapatkan vaksin. Dia menyebut sistem distribusi saat ini ‘sama sekali tidak adil’.

 “Lopez Obrador akan meminta pinjaman dari AS berupa pasokan vaksin, dan akan dibayar kembali ketika vaksin yang dikontraknya dikirimkan pada akhir tahun,” ujar Seorang pejabat Meksiko, seperti Dikutip mantrasukabumi.com dari REUTERS pada Minggu, 28 Februari 2021.

Baca Juga: Menhan Prabowo Subianto: Negara Asing Gunakan Orang Ini untuk Ganggu Kedaulatan Kita

Menurut media Meksiko Proceso, Lopez Obrador mengangkat masalah ini dengan Biden melalui telepon pada bulan Januari, tak lama setelah pelantikan Biden jadi Presiden AS.

“Agenda KTT, yang akan diadakan secara virtual karena kekhawatiran COVID-19, juga diharapkan mencakup migrasi, masalah bilateral yang paling sulit, bersama dengan kerja sama penegakan hukum dan rencana pembangunan ekonomi untuk Meksiko selatan dan Amerika Tengah,” ungkap pejabat AS.

Meksiko mengalami kesulitan diplomasi dengan pendahulu Biden, Donald Trump, dimana Lopez Obrador dikenal sebagai seorang sayap kiri yang sering kasar. Namun Lopez tetap menjalin kemitraan yang saling menguntungkan dengan presiden dari Republik itu saat mereka bekerja untuk membendung migrasi dari Amerika Tengah ke AS.

Baca Juga: Pelaporan Jokowi Ditolak Bareskrim, Mantan Ketua MK: Kalau Dia Langgar Hukum Sudah Ada Aturannya di UUD 1945

Meskipun Biden telah meningkatkan pendanaan untuk upaya internasional memerangi COVID-19, ia dapat menghadapi dampak politik jika ia bergerak terlalu cepat untuk mengirimkan vaksin ke negara lain, sementara warga Amerika Serikat sendiri masih berjuang untuk memenuhi kebutuhan domestik.

Program inokulasi Meksiko telah tertunda karena pengiriman yang lambat, meskipun ada kesepakatan dengan pembuat obat internasional yang dimaksudkan untuk membeli dosis untuk 126 juta orang di negara itu.

Baca Juga: Mengejutkan, KPK Temukan Uang Rp2 Milyar di Rumah Sekdis PUPR Provinsi Sulawesi Selatan

Dengan pengiriman Pfizer Inc yang terlambat dari jadwal, Meksiko berusaha keras untuk mengisi kekosongan, mendapatkan pengiriman awal Sputnik V Rusia dan Sinovac China.

Pemerintah Mexico telah memberikan suntikan pertama kepada lebih dari 1,8 juta orang, atau 1,4% dari populasi. Meksiko telah mengalami lebih dari 185.000 kematian akibat COVID-19 dan lebih dari 2 juta terinfeksi virus korona.***

Editor: Robi Maulana

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah