Unjuk Rasa Kudeta di Myanmar, Demonstran Sebut Tidak akan Pernah Maafkan Sang Diktator Min Aung Hlaing

- 1 Maret 2021, 15:01 WIB
Jenderal Min Aung Hlaing
Jenderal Min Aung Hlaing /

Dalam sebuah posting tertanggal 28 Februari, Global New Light of Myanmar yang dikelola negara memperingatkan "tindakan keras pasti akan diambil" terhadap "massa anarkis" yang tidak dapat diabaikan oleh militer, meskipun sebelumnya telah menunjukkan pengekangan.

Baca Juga: Tegaskan Sikap Oposisi dalam Investasi Industri Miras, Aboe Bakar Alhabsyi: Kami Akan Bahas Strategi Penolakan

Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik mengatakan sedikitnya 270 orang ditahan pada Minggu, dari total 1.132 yang dikatakan telah ditangkap, didakwa atau dijatuhi hukuman sejak kudeta.

Beberapa saksi mata mengatakan mereka melihat orang-orang dipukuli oleh polisi sebelum dibawa pergi pada hari Minggu.Menteri Luar Negeri AS Blinken pada hari Minggu mengatakan Amerika Serikat berdiri teguh dengan rakyat Myanmar.

"(Kami) mendorong semua negara untuk berbicara dengan satu suara untuk mendukung keinginan mereka," katanya di Twitter.

Penolakan kudeta telah muncul tidak hanya di jalan-jalan tetapi lebih luas lagi di layanan sipil, pemerintahan kota, peradilan, sektor pendidikan dan kesehatan dan media.

Baca Juga: Meninggal Karena Masalah Jantung dan Paru-paru, Ini Cerita Mahfud MD Selama Artidjo Alkostar Dirawat

Baca Juga: Ingat Pepatah Sang Guru, Prabowo Subianto: Pendekar itu Harus Berani, Diludahi Saja Harus Kuat

Aktivis di seluruh Asia mengadakan protes untuk mendukung, dengan seruan "Milk Tea Alliance" yang pertama kali menyatukan aktivis pro-demokrasi di Thailand dan Hong Kong.

Halaman:

Editor: Ridho Nur Hidayatulloh

Sumber: CNA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah