Lawan Kudeta Militer di Myanmar, Serikat Pekerja Lakukan Gerakan Aksi Mogok Total Hari ini

- 8 Maret 2021, 13:18 WIB
Kudeta Myanmar masih berlanjut, 18 demonstran dikabarkan tewas.
Kudeta Myanmar masih berlanjut, 18 demonstran dikabarkan tewas. /Reuters/

MANTRA SUKABUMI - Serikat pekerja utama Myanmar meminta anggotanya untuk menutup ekonomi mulai Senin, 8 Maret 2021.

Aksi tersebut dilakukan untuk mendukung kampanye melawan kudeta yang dilakukan oleh militer di Myanmar bulan lalu.

Gerakan itu juga ditujukan meningkatkan tekanan pada pemerintah militer ketika pasukannya menembakkan senjata dan menduduki rumah sakit di kota utama Yangon setelah hari protes besar-besaran.

Baca Juga: ShopeePay Mantul Sale Ajak Masyarakat Lebih Cuan di Momen Gajian

Baca Juga: Mengejutkan, Wasekjen DPP Demokrat Hajar Habis Moeldoko dari Mulai Nyanyi Mars Sampai Struktur Demokrat

Para saksi melaporkan suara tembakan atau granat kejut di banyak distrik ibu kota komersial setelah malam tiba, ketika tentara mendirikan kemah di rumah sakit dan kompleks universitas, media lokal melaporkan. Tidak jelas apakah ada yang terluka.

Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik, sebuah organisasi nirlaba, mengatakan tentara "dengan sengaja meneror penduduk" di Yangon, seperti dikutip mantrasukabumi.com dari Channel News Asia pada Senin, 8 Maret 2021.

Unjuk kekuatan itu terjadi setelah beberapa protes nasional terbesar sejak kudeta 1 Februari, dan aliansi sembilan serikat pekerja mengatakan mereka merencanakan penutupan ekonomi penuh diperpanjang.

"Untuk melanjutkan kegiatan ekonomi dan bisnis seperti biasa, hanya akan menguntungkan militer karena mereka menekan energi rakyat Myanmar," kata mereka dalam pernyataan bersama.

Halaman:

Editor: Robi Maulana

Sumber: Channel News Asia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x