Misi AS mengatakan tidak akan mendukung desakan Prancis untuk resolusi di Dewan Keamanan PBB yang beranggotakan 15 orang, mengatakan pihaknya yakin tindakan seperti itu akan "merusak upaya untuk mengurangi" kekerasan.
Hamas mulai menembakkan roket pada 10 Mei sebagai pembalasan atas apa yang disebut pelanggaran hak Israel terhadap warga Palestina di Yerusalem selama bulan suci Ramadhan.
Serangan roket itu menyusul bentrokan polisi Israel dengan jamaah di Masjid al-Aqsa di Yerusalem dan kasus pengadilan oleh pemukim Israel untuk mengusir warga Palestina dari lingkungan di Yerusalem Timur yang dicaplok Israel.
Baca Juga: Tak Perlu Khawatir Jika Tidak Terdaftar Di Eform BRI, Penerima BLT UMKM Kini Bisa Cek di Eform BNI
Permusuhan adalah yang paling serius antara Hamas dan Israel selama bertahun-tahun, dan, berbeda dari konflik Gaza sebelumnya, telah membantu memicu kekerasan jalanan di kota-kota Israel antara orang Yahudi dan Arab.
Konflik juga telah meluas ke perbatasan Israel-Lebanon dan memicu kekerasan di Tepi Barat yang diduduki.
Empat roket diluncurkan ke Israel dari Lebanon pada Rabu, insiden ketiga sejak konflik Gaza dimulai, kata militer. Tidak ada klaim tanggung jawab.
Di Tepi Barat, pasukan Israel menembak mati seorang wanita Palestina yang menurut militer telah menembakkan senapan ke pasukan dan warga sipil. Setidaknya 21 warga Palestina telah tewas dalam bentrokan dengan pasukan Israel atau insiden lain di Tepi Barat sejak 10 Mei, kata pejabat Palestina.***