Waspada, Filipina Kini Dihadapkan dengan Wabah Virus Flu Burung

- 18 Maret 2020, 07:00 WIB
Ilustrasi Wabah Flu Burung
Ilustrasi Wabah Flu Burung /Pikiran Rakyat

Mantrasukabumi - 

Data John Hopskin menyebutkan, penyakit COVID-19 yang menimpa Filipina terdapat 142 kasus dengan 12 kematian dan 5 orang yang telah dinyatakan sembuh dari virus corona per Selasa, 17 Maret  2020.

Belum berakhir Pandemi COVID-19 di Filipina, terbaru Filipina dibikin resah dengan kemunculan wabah flu burung di provinsi bagian utara di negara tersebut.

Dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Reuters, saat ini Filipina bukan hanya menghadapi COVID 19 tetapi juga flu burung.

Kepastian munculnya wabah flu burung, setelah dilakukan sebuah tes yang menunjukkan adanya subtipe H5N6 di provinsi bagian utara.

Baca Juga: Edaran Dinas Pariwisata tentang Penutupan Sementara Tempat Pariwisata

Subtipe H5N6 ini merupakan tipe yang sangat menular dari virus influenza A pada sebuah peternakan burung puyuh.

Hal ini diungkapkan oleh Menteri Pertanian Negara Filipina pada Senin, 16 Maret 2020 kemarin.

Sekretaris Pertanian, William Dar mengatakan bahwa virus flu burung tersebut merupakan jenis yang sama, yang telah menyerang beberapa peternakan unggas di tahun 2017.

Pada tahun 2017 lalu wabah flu burung itu terjadi di kota Jean di Provinsi Nueva Ecija, di mana sekitar 1.500 burung puyuh telah mati di satu peternakan saja.

Menanggapi hal tersebut kini pemerintah Filipina membasmi sebanyak 12.000 burung puyuh dan telah dikuburkan sebagai upaya pencegahan infeksi lebih lanjut.

"Kami berada di atas situasi, Pengawasan sekitar radius 1 km dan 7 km akan dilakukan segera untuk memastikan bahwa penyakitnya belum berkembang di sekitar batas tersebut," ujar Dar.

Baca Juga: Antisipasi Penimbunan Barang karena Virus Corona, Polisi Lakukan Sidak di Pusat Perbelanjaan Cibadak

Ia juga mengatakan bahwa saat ini telah di bentuk pos pemeriksaan karantina hewan untuk membatasi pergerakan semua unggas hidup ke dan dari daerah yang di isolasi tersebut.

William Dar juga menekankan, bahwa wabah flu burung tersebut hanya terjadi di satu peternakan saja.

"Kami ingin menekankan bahwa ini hanya satu kasus yang mempengaruhi satu peternakan puyuh saja," kata Dar tegas.

Juru bicara teknis untuk flu burung di Departemen Pertanian, dr Arlene Vytiaco mengatakan bahwa sementara ini ada kemungkinan tipis penularan terhadap manusia melalui ekskresi dan sekresi.

Ia juga mengatakan bahwa tingkat kematian dari flu burung tersebut adalah nol.

"Kemungkinannya sangat tipis, ada juga tingkat kematian nol," ujar dr Arlene.

Baca Juga: Komisi IV DPRD Kabupaten Sukabumi Minta Disnaker Hentikan Produksi Perusahaan

William Dar, mengatakan departemennnya dan pemerintah daerah bersama-sama melakukan penyelidikan dan menghubungi kontak untuk menentukan sumber infeksi.

Ia juga mengatakan untuk memastikan pasokan unggas domestik yang stabil, maka akan ada pengangkutan ayam per hari, telur tetas, dan daging ayam yang masih diizinkan untuk dioperasikan.

Perizinan ini sesuai dengan ketentuan peternakan yang diakui negatif dari flu burung . ***

 

 

Editor: Abdullah Mu'min

Sumber: Pikiran-Rakyat.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah