Usai Rawat Pasien COVID-19, Seorang Perawat: Rasanya Seperti Bekerja di Zona Perang

- 28 Maret 2020, 08:35 WIB
Melissa Steiner mengungkapkan perasaannya usai merawat pasien covid-19
Melissa Steiner mengungkapkan perasaannya usai merawat pasien covid-19 /Pikiran Rakyat/.*/Pikiran-Rakyat.com

Mantrasukabumi.com - Makin meluasnya penyebaran virus corona mengakibatkan petugas medis berjibaku berada di garis depan dalam penanganannya.

Terbaru seorang perawat membagikan perasaannya setelah menangani korban infeksi virus corona

Ia nampaknya trauma dan menangis sedih mengingat perjuangan besar di tengah krisis virus corona yang memburuk.

Perawat ICU dari Southeast, Michigan itu mengungkapkan perasaannya melalui sebuah rekaman video.

Video tersebut diunggah oleh akun Twtter @_SJPeace_ pada 26 Maret 2020 kemarin.

Dalam videonya tersebut, ia melampiaskan perasaannya setelah 13 jam bekerja dengan keadaan yang mengerikan di mana rumah sakit dibanjiri pasien yang kritis.

Baca Juga: Social Distancing Diklaim Mampu Kontrol Virus Corona dalam 13 Minggu

Ia juga memperingatkan orang-orang untuk melihat pandemi ini sebagai suatu hal yang serius.

"Aku tidak tahu apa yang baru saja terjadi selama 13 jam terakhir. Sejujurnya kawan-kawan, rasanya seperti saya sedang bekerja di zona perang, "kata perawat itu.

Dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Metro UK, wanita tersebut memiliki nama Melissa Steiner, ia merupakan seorang perawat yang terdaftar di Beaumont Health.

Melissa dengan berlinang air mata mengungkapkan bahwa ia merasa terisolasi dengan sumber daya dan persediaan yang terbatas.

"Saya benar-benar terisolasi dari anggota tim saya, sumber daya terbatas, persediaan terbatas, respon terbatas dari dokter karena mereka sama kewalahannya dengan kita berurusan dengan banyak hal lain," tuturnya.

Baca Juga: Tinggalkan Anak demi Tangani Pasien Covid-19, Ini Curahan Hati Istri Almarhum Bani Seventeen

Ia mengungkapkan dalam 13 jam waktu bekerjanya, Melissa hanya merawat dua pasien positif COVID-19 yang sakit parah dan berada di ventilator.

Sambil menangis ia mengungkapkan bahwa hal tersebut adalah hal normal yang baru baginya untuk beberapa bulan ke depan.

Dengan memohon iya meminta orang-orang untuk melihat wabah ini sebagai hal yang serius.

"Jadi pada dasarnya saya hanya menghabiskan 13 jam terakhir dengan merawat dua pasien COVID-19 yang sakit parah di ventilator.

"Dan ini akan menjadi rutinitas saya yang baru untuk beberapa bulan ke depan, karena dibutuhkan waktu untuk virus ini mereda.

Baca Juga: Gara-gara Nekat Beli Sup Iga, Pria Singapura Diancam Denda Rp 100 Juta

"Jadi, ini membuat saya hancur, jadi demi kebaikan banyak orang tolong anggap ini serius, ini sangat buruk," ujar Melissa.

Dikabarkan Metro UK, permohonan perawat tersebut muncul setelah rumah sakit di negaranya tengah berjuang untuk mengatasi pandemi COVID-19 yang memburuk.

Perlu diketahui, Michigan adalah negara bagian dengan jumlah kasus terbanyak kelima di Amerika Serikat dengan lebih dar 2.200 kasus terinfeksi virus dan sedikitnya 43 orang yang meninggal dunia.

Pada Rabu, 25 Maret 2020 lalu, dua rumah sakit utama di Detrot melaporkan mereka telah mencapai kapasitas untuk merawat pasien virus corona.

Baca Juga: Kemenag Terbitkan Aturan Tata Cara Penguburan Jenazah Pasien Corona

Hari ini, Amerika Serikat telah menjadi negara yang memiliki kasus terbanyak di dunia bahkan telah melampaui pasien positif di Tiongkok dengan angka lebih dari 83.000 kasus.

Dari kasus tersebut, sudah lebih dari 1.000 orang yang dinyatakan meninggal dunia dan lebih dari 1.800 orang yang telah dinyatakan sembuh.***

Editor: Abdullah Mu'min

Sumber: Pikiran-Rakyat.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x