Covid-19 Masih Pandemi, Warga Tiongkok Berbondong Penuhi Tempat Wisata

- 7 April 2020, 13:39 WIB
ribuan wisatawan yang memenuhi taman di Huangshan /Weibo via Mothership
ribuan wisatawan yang memenuhi taman di Huangshan /Weibo via Mothership /Pikiran Rakyat/.*(foto Pikiran Rakyat)

MANTRA SUKABUMI - Pandemi virus Corona masih berlangsung di belahan dunia, masyarakat dihantui ketakutan yang amat sangat. Negara - negara sudah menyatakan perang lawan virus Corona.

Berbagai upaya dilakukan demi terhindar dari penularan virus tersebut.

Bahkan sebagian negara sudah menutup negaranya dari negara luar, dan warganya juga dihimbau untuk lockdown diam di rumah.

Lain halnya dengan Tiongkok, negara lain menutup diri tetapi negara tirai Bambu malah membuka penguncian dan umumkan bahwa tidak ada pasien baru positif virus corona di negara tersebut.

Baca Juga: Pandemi COVID-19, Ujian Masuk PTN Tahun Akademik 2020-2021Di diundur

Baru-baru ini kerumunan besar justru terjadi di Negara Bambu tersebut dengan penuhnya
tempat-tempat wisata populer dan kota-kota besar selama liburan pada akhir pekan minggu lalu.

Dengan kerumunan besar yang terjadi itu, memicu kekhawatiran akan kebangkitan kembali virus corona.

Dikutip mantrasukabumi.com dari Pikiran-Rakyat.com dari Mothership, masyarakat mulai keluar lagi begitu berita mengenai pandemi COVID-19 telah dilaporkan terkendali di daratan.

Hal tersebut terlepas dari peringatan otoritas kesehatan bahwa pandemi COVID-19 masih jauh dari kata selesai.

Baca Juga: Harimau, Kasus Pertama Hewan yang Mati Terinfeksi karena Virus Corona

Ribuan orang memadati taman gunung Huangshan di Provinsi Anhui pada Sabtu, 4 April 2020 lalu, dengan memakai masker.

Para wisatawan lokal ini dengan cepat memenuhi tempat alam terbuka setelah berbulan-bulan dilarang berpergian dan penguncian yang ketat.

Lonjakan lalu lintas pun terjadi dan membuat pihak berwenang mengambil langkah yang tidak biasa dengan mengambil pemberitahuan.

Dalam pemberitahuan tersebut menyatakan bahwa taman telah mencapai kapasitas 20.000 orang dan tidak akan menerima pengunjung lagi.

Baca Juga: Guru Besar UNPAD : Stress Saat Pandemi Covid-19 Bisa Turunkan Imunitas

Taman dipenuhi warga setelah dibuka pukul 07.48 pagi waktu setempat.

Di sisi lain, tepi pantai Bund yang terkenal di Shanghai pun telah dipenuhi oleh wisatawan, setelah berminggu-minggu berada dalam keadaan sepi.

Banyak restoran kota yang dibuka kembali dan berjalan dengan baik.

Bahkan beberapa restoran harus membutuhkan reservasi untuk masuk dan menyantap hidangan di sana.

Hal tersebut terjadi setelah beberapa hari mereka terpaksa tutup akibat dari wabah COVID-19.

Baca Juga: Hati-hati, COVID-19 Kini Bisa Menewaskan Anak Muda, Ini Penjelasan Peneliti

Penduduk setempat di Ibu Kota Beijing berbondong-bondong ke taman kota dan ruang terbuka, setelah terkurung di dalam rumah pada masa penguncian terjadi.

Kini bisnis kembali secara tiba-tiba seperti biasa setelah lebih dari tiga bulan terpaksa ditutup karena virus corona.

Pandemi COVID-19 telah membawa Tiongkokberhenti berputar dalam upaya penghentian penularan yang terjadi.

Sebelumnya, ribuan kasus baru tercatat diTiongkok hampir di setiap harinya selama puncak wabah terjadi.

Baca Juga: Kisah Pandemi Tempo Dulu; Cerita Wabah Penyakit di Jabar dari Jurig Keris Sampai Pes

Pada Senin, 6 April 2020 lalu, Tiongkok hanya melaporkan 39 kasus baru yang semuanya terpapar dari luar negeri kecuali satu pasien.

Hingga saat ini, Tiongkok telah mencatat lebih dari 81.000 kasus dengan 3.335 kematian.

Saat ini pandemi telah menyebar ke seluruh dunia dan menginfeksi lebih dari 1,3 juta orang.

Melihat masyarakat yang terlalu antusias dengan melakukan perjalanan dan wisata, para ahli kesehatan di Tiongkok mendesak agar terus berhati-hati.

Kepala ahli epidemiologi dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan PenyakitTiongkok, Zeng Guang mengatakan bahwa belum melihat akhir dari pandemi.

Baca Juga: Ditarik Baju Cucunya Hingga Teriak Tolong-Tolong! Titih Selamat dari Longsor di Cikakak

"Tiongkok tidak mendekati akhir, tetapi telah memasuki tahap baru. Dengan epidemi global yang berkobar, Tiongkok belum mencapai akhir," katanya.

Pemerintah juga telah secara tentatif memulai upaya untuk kembali pada industri manufaktur dan jasa negara.

Runtuhnya aktivitas karena pandemi COVID-19 telah memperngaruhi setiap sektor ekonomi negara.

Namun, pemerintah juga berhati-hati ketika membuka penguncian karena ditakutkan dapat memicu gelombang kedua infeksi di negara tersebut.

Baca Juga: Dampak Covid-19, Pemerintah Kota di Ekuador Siapkan Kardus setelah Kehabisan Peti Mati

Patai Komunis yang berkuasa, mengeluarkan teguran keras terhadap wisatawan dengan mengunggah sebuah cuitan di laman media sosial.

Peringatan datang setelah gambar mengenai ribuan wisatawan yang memenuhi taman di Huangshan muncul di permukaan.

Jika ada pembawa asimptomatik hadir selama pertemuan besar-besaran, konsekuensinya akan parah," kata mereka.

Kekhawatiran tentang apakah Tiongkokmelonggarkan pembatasan coronavirusnya terlalu cepat telah menyebabkan para ahli dan otoritas Hong Kong memperingatkan kemungkinan 'gelombang ketiga' infeksi di kota itu.

Ahli epidemiologi Hong Kong, Yuen Kwok-yung mengatakan kepada wartawan bahwa mungkin ada 'gelombang baru' kasus di daratan Tiongkok, di belakang infeksi impor dari Eropa dan AS.**

Editor: Emis Suhendi

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah