"Kembali mengunjungi wilayah tersebut pada tanggal 3 Mei 2020, sepertinya operasi mungkin telah dimulai kembali," tulisnya.
Baca Juga: Planet Mars Terbukti Aktif Secara Vulkanik dan Geologis, Ilmuan: Mars Bukan Planet Mati
#China owned vessels were chased from #Taiwan's territorial waters on 17 April 2020 after they were found illegally dredging sea sand, satellite images from 13th April 2020 try to corroborate the story
????https://t.co/mhXoXsZe01 pic.twitter.com/3omIvFG281— d-atis☠️ (@detresfa_) May 12, 2020
Baca Juga: Jokowi Naikkan Iuran BPJS Kesehatan pada Juli 2020, Berikut Rinciannya
Kapal menggunakan pengeruk keruk isap untuk menyedot pasir. Setiap kapal keruk dapat membawa ratusan ton pasir.
Dikutip dari Pikiran-Rakyat.com berdasarkan laporan dari Taipei Times, menurut presiden Masyarakat Margasatwa dan Alam Taiwan, Jeng Ming-shiou, kapal-kapal Tiongkok mengeruk lebih dari 100.000 ton per hari. Kegiatan ini telah berlangsung selama beberapa tahun.
Analisis sumber terbuka menunjukkan bahwa pasir dibawa ke Tiongkok, lalu dibongkar di pelabuhan seperti Qiwei di provinsi Fujian.
Baca Juga: Hari Ini, Rupiah Diprediksi Melemah Karena Kekhawatiran Pasar Adanya Covid-19 Gelombang Kedua
Sebelumnya, artikel ini telah terbit di laman Pikiran-Rakyat.com dengan judul "Citra Satelit Tunjukkan Kapal Tiongkok Keruk Sumber Daya Alam di Laut China Selatan."
Pasir kemungkinan digunakan untuk proyek reklamasi tanah yang luas, seperti perpanjangan pembangunan Bandara Hong Kong.