Campuran Obat Barat dan Obat Tiongkok Menjanjikan 12 dari 14 Pasien Pulang dari RS

- 14 Mei 2020, 16:49 WIB
ILUSTRASI vaksin.*
ILUSTRASI vaksin.* /Shutterstock via Antara

MANTRA SUKABUMI - Pengobatan pasien covid-19 terus dilakukan oleh tim medis dalam upaya penyembuhan guna memutuskan rantai penyebaran virus corona.

Obat-obatan yang dipergunakan untuk menyembuhkan orang yang terpapar virus tersebut tentunya hasil penelitian para ahli di bidangnya.

Hasil dari penggunaan obat tersebut sebagian sudah membuahkan hasil yang baik sesuai yang diharapkan.

Tetapi kini mulai ada penggabungan obat untuk mengobati pasien virus corona seperti yang dilakukan oleh Lembaga Penelitian Nasional Pengobatan Tiongkok (NRICM).

NRICM mengatakan bahwa perawatan yang menggabungkan penggunaan obat-obatan Barat dan Tiongkok dikabarkan telah menunjukkan hasil awal yang menjanjikan pada pasien Covid-19 di Taiwan.

Baca Juga: Keluh Kesah Pedagang Daging Sapi Usai Daging Babi Terungkap, Pembeli Sepi Omzet Turun

Direktur NRICM Su Yi-chang mengatakan dari 14 pasien Covid-19 yang telah dibantu oleh obat tersebut menunjukkan hasil setidaknya 12 pasien sudah dikeluarkan dari rumah sakit dalam kurun waktu 8 hingga 10 hari seperti dilansir dari Focus Taiwan.

Hal ini didapatkan ketika obat pertama kali diberikan kepada pasien dan mereka belum menunjukkan efek samping dari obat sejauh ini.

Sementara itu, dua pasien lainnya hanya dikonfirmasi terinfeksi penyakit baru-baru ini, kata Su, sehingga keduanya masih menjalani perawatan.

Meskipun campuran itu tampak menjanjikan, Su tidak mengungkapkan obat-obatan yang digunakan secara spesifik dan mengatakan itu hanya akan diungkapkan oleh tim peneliti
ketika mereka dimasukkan dalam pedoman perawatan Pusat Komando Epidemi Pusat (CECC).

Baca Juga: Hari Doa Sedunia, Menag RI: Mari Ketuk Pintu Langit Lewat Doa di Tengah Pandemi

Kata Su, tim NRICM mulai merawat pasien Covid-19 di Rumah Sakit Umum Veteran Taichung pada 3 April 2020, tetapi tim  peneliti NRICM yang dipimpinnya mulai mencari ke dalam pengobatan Tiongkok 
untuk mengobati pasien Covid-19 sudah dilakukan sejak bulan Januari.

Memiliki pengalaman dalam merawat pasien SARS dengan pengobatan Tiongkok pada tahun 2003, tim menyaring melalui jurnal penelitian untuk menghasilkan resep yang cocok untuk pasien dengan berbagai tingkat keparahan Covid-19, kata Su.

Sejauh ini, tim telah menyusun empat resep, masing-masing ditujukan untuk kasus ringan, kasus sedang, dan kasus berat Covid-19, serta satu yang membantu mereka yang mana dalam tahap pemulihan penyakit tersebut.

Artikel ini sebelumnya telah tayang di Pikiran Rakyat Depok.com dengan judul Peneliti Sebut Campuran Obat Barat-Tiongkok Menjanjikan, 12 dari 14 Pasien Covid-19 Sudah Pulang

Resep ketika digunakan dalam kombinasi dengan pengobatan Barat dirasa telah efektif dalam menstabilkan detak jantung dan 
tekanan darah pasien Covid-19, serta mengurangi demam yang diderita oleh 
pasien.

Baca Juga: Pandemi Covid-19 Mereda di Thailand dan New Zealand, Tempat Publik Dibuka Kembali

"Tim peneliti juga menemukan bahwa beberapa obat Tiongkok dapat melebur dengan protein lonjakan pada permukaan SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan Covid-19," ucapnya dikutip oleh  Pikiranrakyat-Depok.com.

Dengan begitu, bahwa obat-obatan ini dapat mencegah lonjakan protein dari menempel pada reseptor sel manusia sehingga dapat mencegah virus menginfeksi tubuh manusia.

Selain itu, terdapat manfaat lain dari perawatan ini yakni dapat membantu menekan badai sitokin, reaksi berlebihan dari sistem kekebalan tubuh yang dapat mematikan bagi pasien.

Di tempat berbeda, Ko Fu-yang, Kepala Perhimpunan Nasional Dokter Medis  Tiongkok, mengatakan bahwa pedoman penggunaan obat Tiongkok dalam pengobatan Covid-19 telah melewati tinjauan oleh Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan (MOHW) dan akan dikirim ke tim penasihat CECC untuk didiskusikan.

Baca Juga: BPJS Kesehatan Kembali Naik, DPR Menilai Pemerintah 'Tak Punya Hati'

Sementara itu di Taiwan terdapat kabar baik yakni pemerintah setempat melalui CECC mengatakan bahwa selama enam hari berturut-turut tidak ada penemuan kasus baru yang terjadi di negaranya.

Dengan begitu, hingga Kamis 14 Mei 2020, menurut data Worldometer, jumlah pasien positif di Taiwan sebanyak 440 orang, tujuh orang meninggal dan 375 orang telah dinyatakan sembuh.** (Ramadhan Dwi Waluya/ Pikiranrakyat-Depok.com)

Editor: Emis Suhendi

Sumber: Pikiran Rakyat Depok


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x