AS dan Tiongkok Makin Memanas, Perburuk Penelitian Tentang COVID-19

- 17 Mei 2020, 10:00 WIB
TIONGKOK melaporkan kasus virus corona terbarunya, gelombang kedua.*
TIONGKOK melaporkan kasus virus corona terbarunya, gelombang kedua.* /AFP

David juga menyarankan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk menulis ulang Peraturan Kesehatan Internasional setelah pandemi ini selesai.

Peraturan yang diubah merujuk pada pelaporan yang transparan mengenai wabah dan membantu memerangi ancaman yang berkembang dari penyebaran penyakit lintas wilayah ini.

Baca Juga: Habib Bahar bin Smith Bebas dari Tahanan Melalui Program Asimilasi

Sebelumnya artikel ini teah terbit di Pikiran-Rakyat.com dengan judul Perselisihan AS dengan Tiongkok Dinilai Hanya Memperburuk Penelitian Mengenai Pandemi COVID-19."

Ahli epidemologi Robert Breiman pernah menjadi garda terdepan dalam memerangi Sars pada tahun 2003. Ia ditarik dari pekerjaan mengenai penyakit menular di Banglades untuk memimpin tim investigasi WHO di Tiongkok pun turut memberi komentar.

"Saat itu adalah waktu yang berbeda dari apa yang sedang kita hadapi saat ini, di mana saat itu semua orang bersatu untuk mencari tau dan menemukan cara terbaik untuk mencegah penyakit, tidak ada sisi politik sama sekali," ujar Breiman.

Namun, pandemi virus corona ini muncul saat hubungan tidak baik dan ketidak percayaan antara Amerika Serikat dan Tiongkok setelah perang dagang selama 18 bulan.

Baca Juga: Jaro Saija: Tradisi 'Seba Baduy' Diusulkan Digelar Akhir Mei 2020

Tuduhan atas kebebasan sipil dan konflik mengenai klaim Beijing atas wilayah Laut China Selatan pun menjadi konflik, pandemi virus corona hanya memperburuk konflik tersebut.

Beberapa politisi Amerika Serikat telah mengklaim virus corona berasal dari laboratorium penelitian yang berada di Kota Wuhan Tiongkok yang merupakan sumber utama dari penyakit menular ini.

Halaman:

Editor: Encep Faiz

Sumber: Pikiran Rakyat SCMP


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah