Anak-anak di AS dan Eropa Meninggal Terpapar Penyakit Langka Kawasaki, WHO Selidiki Hubungannya

- 17 Mei 2020, 14:10 WIB
ILUSTRASI anak.*
ILUSTRASI anak.* /Pixabay

MANTRA SUKABUMI – Dunia kini dikagetkan dengan adanya kasus baru yang terjadi di Eropa dan Amerika dengan banyaknya anak–anak yang sakit dan meninggal.

World Health Organization (WHO) atau Organisasi Kesehatan saat ini sedang mempelajari kemungkinan hubungan antara virus corona dan penyakit radang langka yang telah mengjangkiti anak-anak.

Dilaporkan beberapa minggu terakhir, ada beberapa negara telah melaporkan kasus anak-anak yang terkena penyakit radang dengan gejala yang mirip dengan kondisi langka, yang disebut penyakit Kawasaki.

Ketua WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam briefing virtual kemarin mengatakan "Laporan awal berhipotesis bahwa sindrom ini mungkin terkait dengan COVID-19”.

"Sangat penting untuk secara mendesak dan hati-hati menandai sindrom klinis ini, untuk memahami hubungan sebab akibat dan untuk menggambarkan intervensi pengobatan." Ucap Tedros

Baca Juga: Nanas Dinilai Mampu Tolak Virus Corona, Petani Nanas Kabupaten Siak Kebanjiran Pesanan

Tedros mengatakan WHO telah mengembangkan definisi kasus awal untuk penyakit ini, yang dijuluki "Multisystem Inflammatory Syndrome in Children". Organisasi itu meminta dokter di seluruh dunia untuk "waspada dan lebih memahami sindrom ini".

Komentar Tedros muncul setelah seorang dokter di Perancis pada hari Jumat 15 Mei 2020 mengatakan seorang bocah lelaki berusia sembilan tahun di sana yang dites positif COVID-19 meninggal karena sindrom tersebut, menandai kematian pertama di negara tersebut.

Kematian anak yang serupa sedang diselidiki di New York dan London.

Sebuah rumah sakit anak-anak di London pada hari Rabu 13 Mei 2020 mengatakan seorang bocah lelaki berusia 14 tahun tanpa kondisi kesehatan yang mendasari telah meninggal akibat penyakit tersebut dan telah dites positif terkena virus corona baru.

Artikel terkait telah tayang sebelumnya di Pikiran-rakyat.com dengan judul Anak-anak di Eropa dan AS Meninggal, WHO Selidiki Kaitan COVID-19 dengan Penyakit Langka Kawasaki

Di New York, Gubernur Andrew Cuomo pada hari Selasa 12 Mei mengatakan tiga anak di negara bagian itu telah meninggal dan lebih dari 100 kasus sedang diselidiki.

Ada 125 kasus yang dilaporkan di Prancis antara 1 Maret dan 12 Mei, menurut badan kesehatan masyarakat negara itu. Usia pasien berkisar antara satu hingga 14.

Baca Juga: Brazil Terkonfirmasi Jumlah Kasus Virus Corona Lampaui Italia dan Spanyol

Pakar WHO Maria Van Kerkhove mengatakan pada hari Jumat 15 Mei bahwa tautan ke COVID-19 belum jelas, karena beberapa anak dengan sindrom tersebut belum dites positif terkena virus.

"Kita perlu memahami apakah sindrom ini terkait dengan COVID-19 atau tidak," katanya. "Kita perlu semua negara waspada untuk ini," tambahnya seperti dikutip dari Al Jazeera.

Sementara itu direktur kedaruratan WHO Michael Ryan mengatakan bahwa meskipun sindrom tersebut terkait dengan COVID-19, itu mungkin tidak disebabkan oleh virus corona novel itu sendiri.

"Yang belum kita ketahui adalah apakah hal-hal langka yang terjadi itu terkait langsung dengan virus ... atau apakah kita juga melihat hasil dari respon kekebalan terhadap virus," katanya.

Dia juga menekankan bahwa sindrom yang berdampak pada anak-anak tampaknya "sangat jarang", dan hanya menjadi jelas karena jumlah kasus COVID-19 yang membengkak.

"Itu tidak berarti bahwa penyakit ini berubah pada anak-anak," katanya.

"Maksudnya adalah bahwa ketika Anda mendapatkan sejumlah besar anak-anak dengan penyakit ini, Anda akan melihat kejadian yang sangat jarang terjadi."** (Ari Nursanti/ Pikiran-rakyat.com)

Editor: Emis Suhendi

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x