Karir Politik Shinzo Abe, Mantan Perdana Menteri jepang yang Tewas Ditembak

- 8 Juli 2022, 19:15 WIB
Karir Politik Shinzo Abe, Mantan Perdana Menteri jepang yang Tewas Ditembak
Karir Politik Shinzo Abe, Mantan Perdana Menteri jepang yang Tewas Ditembak /@manoj_kotak/Twitter

MANTRA SUKABUMI - Sebelumnya video yang beredar yang dipublikasikan oleh NHK  menunjukkan mantan perdana menteri Shinzo Abe tewas.

Shinzo Abe saat itu sedang dalam pidato saat dan kemudian terlihat kepulan asap di belakangnya dan segera dia limbung lalu kolaps.

Aparat lalu langsung berlari ke arahnya dan ke arah asal penembak yang posisinya dibelakang eks PM Jepang Shinzo Abe.

Baca Juga: Profil Singkat Istana Kremlin, Lokasi saat Vladimir Putin Terima Kunjungan Presiden Jokowi di Rusia

Penembakan terjadi saat Shinzo Abe berpidato di dekat Stasiun Yamato Saidaiji di Kota Nara.

Video yang diunggah di media sosial menunjukkan acara itu kemudian tampak menjadi kacau.

Sementara Abe tampak tak bergerak dan berbaring hingga terdengar suara riuh ambulans.

Berikut karir Shinzo Abe dirangkum mantrasukabumi.com dari berbagai sumber.

Shinzō Abe lahir pada  21 September 1954 merupakan seorang politikus Jepang yang pernah menjabat sebagai Perdana Menteri Jepang selama 4 periode.

Shinzo Abe dilahirkan di lingkungan keluarga politik.

Kakeknya, Kan Abe dan ayahnya, Shintaro Abe, adalah politikus. Shintaro memimpin fraksi di lingkungan Partai Demokrat Liberal, memegang berbagai jabatan di kabinet dan partai, dan menjadi kandidat utama untuk jabatan Perdana Menteri.

Namun ia terlibat dalam Skandal rekrut dan juga kemudian jatuh sakit dan ia meninggal dunia pada 1991.

Istri Shintaro adalah Yoko Kishi, anak perempuan PM Nobusuke Kishi, yang juga merupakan saudara lelaki PM Eisaku Sato.

Jadi, Shinzō mempunyai hubungan keluarga dengan politikus tingkat tinggi di kedua sisi keluarganya.

Shinzō terpilih mewakili distrik satu dari Prefektur Yamaguchi pada 1993 setelah kematian ayahnya pada 1991, dan memperoleh suara terbanyak dari pemilu manapun dalam sejarah prefektur itu.

Pada 1999 ia menjadi Direktur Divisi Urusan Sosial, Wakil Kepala Sekretaris Kabinet dalam Kabinet Mori dan Koizumi dari 2000–2003, dan sesudah itu ia diangkat menjadi Sekjen Partai Demokrat Liberal.

Abe adalah juru runding utama untuk pemerintah Jepang atas nama keluarga-keluarga Jepang yang diculik dan dibawa ke Korea Utara.

Pada 31 Oktober 2005, ia dicalonkan menjadi Sekretaris Kabinet dari Kabinet kelima Koizumi, menggantikan Hiroyuki Hosoda. Pada 20 September 2006, ia terpilih sebagai ketua Partai Demokrat Liberal.

Shinzō Abe dianggap (pada September 2006) sebagai kandidat utama untuk menggantikan Koizumi setelah masa jabatannya sebagai perdana menteri berakhir.

Sadakazu Tanigaki, yang juga telah menyatakan pencalonan dirinya, serta Taro Aso juga merupakan calon-calon yang kuat.

Dalam sebuah pengumpulan pendapat bulan Juni 2006 di antara 403 anggota parlemen LDP, memperoleh dukungan dari 130 orang, diikuti oleh Fukuda dengan 30.[8] Mantan PM Yoshiro Mori, dari fraksi yang sama dengan Abe dan Fukuda, pernah mengatakan bahwa fraksi itu condong kepada Abe.

Abe dianggap konservatif dalam masalah kebijakan luar negeri dan mengambil sikap konfrontatif terhadap negera-negara Asia Timur lainnya seperti Republik Rakyat Tiongkok, Korea Selatan dan, khususnya, Korea Utara.

Ia menyatakan bahwa ia akan melanjutkan kunjungan yang kontroversial ke kuil Yasukuni bila ia terpilih sebagai Perdana Menteri.

Baca Juga: GAWAT! Sri Lanka Terancam Bangkrut, Apa yang Sebenarnya Terjadi?

Pemimpin LDP dan sekutu lama Koizumi Koichi Kato pernah menyatakan bahwa sikap keras Abe tentang Yasukuni dapat merugikan kesempatannya untuk menggantikan Koizumi, dan bahwa Fukuda, yang menentang kunjungan ke Yasukuni, merupakan "ancaman" bagi Abe dalam hal ini.

Ia juga berpandangan konservatif dalam masalah kontroversi suksesi kekuasaan Kekaisaran Jepang, dan mengatakan bahwa ia menentang usaha mengamendemen hukum Jepang untuk memungkinkan perempuan menduduki Takhta Krisantemum sebagai Maharani.

Pada 4 Agustus 2006, media Jepang melaporkan bahwa Shinzō Abe telah mengunjungi kuil itu pada bulan April.

Abe mengklaim bahwa kunjungan itu bersifat pribadi dan tidak resmi, seperti yang telah dilakukan Koizumi pada masa lalu.

Pemerintah Tiongkok dan Korea Selatan mengungkapkan keprihatinan terhadap kunjungan itu.

Pada 1 September 2006, Abe resmi mengumumkan pencalonannya untuk menjadi perdana menteri.***

Editor: Nahrudin

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x