Hizbullah Libanon Tuduh Israel Rekayasa Bentrokan di Perbatasan, Netanyahu Bantah Tuduhannya

- 28 Juli 2020, 21:00 WIB
Ilustrasi konflik bersenjata di perbatasan Israel-Lebanon.*
Ilustrasi konflik bersenjata di perbatasan Israel-Lebanon.* //PIXABAY

"Libanon dan Hizbullah akan memikul tanggung jawab atas serangan apa pun dari wilayah Libanon." Netanyahu dan Menteri Pertahanan Benny Gantz memotong pertemuan pendek di parlemen untuk bertemu komandan militer di markas tentara di Tel Aviv.

Baca Juga: Film Era 90-an yang Masih Eksis dan Digemari Hingga Kini, Wajib Nonton!

'Ancaman strategis'

Menyusul pembunuhan dua anggota Hizbullah di Suriah Agustus lalu, Hassan Nasrallah, pemimpin kelompok itu, berjanji akan menanggapi jika Israel membunuh lebih banyak pejuangnya di negara itu.

Hizbullah mengerahkan pejuang di Suriah sebagai bagian dari upaya yang didukung Iran untuk mendukung Presiden Bashar al-Assad dalam konflik sembilan tahun negara itu.

Israel melihat kehadiran Hizbullah dan sekutunya Iran di Suriah sebagai ancaman strategis, dan telah melakukan ratusan serangan udara terhadap target terkait Iran di sana.

Baca Juga: Diduga Ada Orang Ketiga, Sosok Pria yang Gebuki Anak Sendiri Ternyata Oknum Polisi Berpangkat Kombes

Pertempuran terakhir antara Hezbollah dan Israel terjadi pada September 2019, ketika kelompok bersenjata Libanon meluncurkan roket melintasi perbatasan selatan dengan kendaraan Israel, dan Israel menanggapinya dengan menembaki daerah perbatasan.

Tidak ada korban yang dikonfirmasi. Serangan itu datang sebagai tanggapan atas serangan pesawat tak berawak Israel di pinggiran selatan Beirut, markas Hizbullah.**

Halaman:

Editor: Emis Suhendi

Sumber: Aljazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x