Lakukan Perlawanan Intimidasi Otoriter China, Taiwan Buat Pengakuan dengan Delegasi Ceko

- 30 Agustus 2020, 14:33 WIB
Menteri Kesehatan AS Alex Azar  saat meninggalkan Taiwan.
Menteri Kesehatan AS Alex Azar saat meninggalkan Taiwan. /

Taiwan modern telah diperintah secara terpisah dari Tiongkok sejak berakhirnya perang saudara pada tahun 1949.

Selama beberapa dekade itu adalah otokrasi yang keras seperti China. Tetapi sejak akhir 1990-an negara itu telah berkembang menjadi salah satu negara demokrasi paling progresif di Asia. Tahun lalu menjadi tempat pertama di Asia untuk melegalkan pernikahan gay.

Baca Juga: Korban Tewas Akibat Restoran di China Ambruk Meningkat Jadi 29 Orang 

Tsai telah memasarkan pulau itu sebagai sekutu demokratis progresif ke negara-negara lain dengan harapan dapat melawan otoritarianisme Beijing.

Dorongan itu semakin terbantu oleh kekalahan Taiwan atas wabah virus korona dan pengiriman bantuan global peralatan perlindungan pribadinya.

Dalam pidatonya di sebuah wadah pemikir Australia pada hari Kamis, Tsai menggambarkan Taiwan sebagai "di garis depan kebebasan dan demokrasi" saat China menindak perbedaan pendapat di dekat Hong Kong dan di tempat lain.

"Saya pikir karena posisi dan perilaku China pada berbagai masalah dari Xinjiang hingga Hong Kong hingga Laut China Selatan berbeda dari nilai-nilai negara demokrasi, kami akan melihat lebih banyak politisi yang berdiri untuk mengatakan 'ini tidak baik bagi kami', "Kata Sullivan.

Baca Juga: Wow BTS Menangkan MTV Hottest Summer Superstar untuk Tahun Kedua Secara Berturut-turut

Republik Ceko mengalami puluhan tahun pemerintahan otoriter Uni Soviet.

Vystrcil mengatakan perjalanannya ke Taiwan akan memenuhi warisan mendiang presiden Vaclav Havel, seorang pemimpin pembangkang Revolusi Velvet 1989 yang menggulingkan komunisme di bekas Cekoslowakia.**

Halaman:

Editor: Abdullah Mu'min

Sumber: CNA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah