Dunia Muslim dan Turki Kutuk Keputusan Charlie Hebdo atas Diterbitkan Ulang Kartun Nabi Muhammad

- 3 September 2020, 13:00 WIB
 Orang-orang berjalan melewati karya seni seorang seniman jalanan Prancis, Paris, 28 Agustus 2020. (Foto REUTERS)
Orang-orang berjalan melewati karya seni seorang seniman jalanan Prancis, Paris, 28 Agustus 2020. (Foto REUTERS) /

MANTRA SUKABUMI - Turki mengutuk keputusan majalah satir Prancis hari Rabu, Charlie Hebdo, yang menerbitkan ulang kartun ofensif Nabi Muhammad, dengan mengatakan bahwa itu "berisi rasa tidak hormat terhadap (Muslim) dan Nabi Muhammad."

"Tidak mungkin membenarkan penghinaan dan penghinaan terhadap Muslim ini dengan kebebasan pers, seni atau ekspresi," kata juru bicara luar negeri Turki Hami Aksoy saat mengkritik sikap Presiden Prancis Emmanuel Macron tentang masalah tersebut, seperti dikutip mantrasukabumi.com dari Daily Sabah.

Macron pada hari Selasa menolak untuk mengutuk penerbitan ulang kartun ofensif Nabi Muhammad, mengatakan bahwa itu bukan tempatnya untuk memberikan penilaian atas keputusan majalah tersebut. Macron, berbicara dalam kunjungannya ke Lebanon, mengatakan bahwa warga Prancis berkewajiban untuk menunjukkan kesopanan dan rasa hormat satu sama lain dan menghindari "dialog kebencian."

Baca Juga: Tentara Libya Tuduh Pasukan Haftar Langgar Gencatan Senjata

Baca Juga: Pencabutan Embargo Senjata Siprus Yunani, Dorong Solusi Politik dan Masalah Siprus

Baca Juga: Peneliti: Tingkat Kematian Virus Corona Sama atau Lebih Buruk Dibandingkan dengan Flu Spanyol

Charlie Hebdo menerbitkan ulang karikatur Nabi Muhammad, yang memicu gelombang kemarahan di dunia Muslim, untuk menandai dimulainya persidangan terhadap tersangka kaki tangan dalam serangan mematikan terhadapnya pada tahun 2015 di mana 12 orang tewas.

Sebelum serangan ke kantor Charlie Hebdo, militan online telah memperingatkan majalah tersebut akan membayar untuk menerbitkan kartun. Serangan yang dimulai pada 7 Januari 2015 itu memicu serangkaian serangan militan di tanah Prancis, termasuk pembunuhan "serigala tunggal" oleh orang-orang yang dikatakan terinspirasi oleh kelompok teroris Daesh yang telah merenggut lebih dari 250 nyawa.

Keputusan untuk menerbitkan ulang kartun tersebut dipandang sebagai provokasi baru oleh sebuah majalah yang telah lama dirayu dengan serangan satirnya terhadap agama. Di antara kartun-kartun itu, yang sebagian besar pertama kali diterbitkan oleh surat kabar Denmark pada tahun 2005 dan kemudian oleh Charlie Hebdo setahun kemudian, adalah salah satu Nabi Muhammad yang mengenakan sorban berbentuk bom dengan sumbu yang menyala menonjol.**

Halaman:

Editor: Emis Suhendi

Sumber: Daily Sabah


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah