Situasi Mencekam, Protes Anti Pemerintah di Giza Mesir Kian Menyebar Tuntut Presiden Mundur

- 21 September 2020, 14:30 WIB
Mesir menjadi siaga tinggi setelah mantan kontraktor tentara Mesir Mohamed Ali menyerukan protes anti-pemerintah pada hari Minggu [File: Khaled Elfiqi / EPA]
Mesir menjadi siaga tinggi setelah mantan kontraktor tentara Mesir Mohamed Ali menyerukan protes anti-pemerintah pada hari Minggu [File: Khaled Elfiqi / EPA] /

Ali, yang tinggal di pengasingan di Spanyol, mengharapkan tanggapan yang kuat atas seruannya untuk melakukan demonstrasi melawan pemerintah dan kondisi kehidupan yang memburuk.

Dalam wawancara dengan Al Jazeera pekan lalu, Ali berkata: "Jika lima juta orang turun ke jalan (pada hari Minggu), tidak ada yang akan ditangkap sama sekali.

"Terakhir kali (September 2019), para demonstran kembali ke rumah mereka, yang memudahkan rezim untuk menangkap mereka," tambahnya.

Dalam pesan video, Ali meminta pengunjuk rasa untuk tetap berada di luar sampai tuntutan mereka dipenuhi. "Orang Mesir bersatu. Karena cinta kepada rakyat Mesir, ambil kembali negaramu lagi. Jangan serahkan di tangan el-Sisi," katanya. "Jangan pulang. Jika kita pulang, mereka akan menahan kita. Kita berada di jalanan dan sekarang kita harus tetap di sana."

Baca Juga: Kian Memanas, Joe Biden Kecam Trump Terkait Rencana Lowongan Mahkamah Agung

William Lawrence, mantan diplomat AS dan profesor ilmu politik dan hubungan internasional di Universitas Amerika, mengatakan protes itu "tidak terlalu besar dan meluas" sebagian besar karena "tindakan rezim Mesir.

"Ada lebih dari 1.000 penahanan pre-emptive dan ada tindakan keras dengan penangkapan intelektual, mahasiswa, warga negara biasa semua untuk mencegah protes yang lebih besar," katanya kepada Al Jazeera. "Yang penting di sini bukanlah ukuran protes tetapi fakta bahwa mereka terjadi sama sekali dalam situasi yang dikontrol dengan ketat."

Mesir melarang semua demonstrasi tidak sah pada tahun 2013 setelah el-Sisi, sebagai menteri pertahanan, memimpin penggulingan militer atas Presiden Mohamed Morsi yang terpilih secara demokratis setelah demonstrasi massal.

Baca Juga: Data Penyebaran Covid-19 di Klaster Kementerian, Ternyata Kemenkes Terbanyak

Sejak itu, pihak berwenang Mesir telah memenjarakan dan menuntut ribuan orang, menurut kelompok hak asasi manusia, dengan tindakan keras nasional meningkat setelah el-Sisi pertama kali terpilih pada 2014 dengan 97 persen suara.

Halaman:

Editor: Emis Suhendi

Sumber: Aljazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah