Rusia, yang memiliki basis di Armenia dan juga memasok senjata ke Azerbaijan, telah menyatakan keprihatinannya tentang meningkatnya jumlah korban sipil.
Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov menyerukan gencatan senjata secepat mungkin melalui panggilan telepon dengan mitranya dari Armenia Zohrab Mnatsakanyan pada hari Minggu.
Kanselir Jerman Angela Merkel juga menuntut diakhirinya segera semua pertempuran selama panggilan telepon dengan Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan.
Azerbaijan dan Armenia sebelumnya berperang di Nagorno-Karabakh pada akhir 1980-an dan awal 1990-an saat mereka beralih ke negara-negara merdeka di tengah runtuhnya Uni Soviet.
Perang, yang berakhir dengan perjanjian damai yang rapuh pada tahun 1994, diperkirakan telah menewaskan puluhan ribu orang, termasuk lebih dari seribu warga sipil.**