Menteri Luar Negeri Saudi Isyaratkan Penyelesaian atas Perselisihan Tiga Tahun di Teluk Qatar

- 17 Oktober 2020, 10:45 WIB
Pernyataan Pangeran Faisal bin Farhan datang selama diskusi virtual yang diselenggarakan oleh Institut Washington untuk Kebijakan Timur Dekat [File: Manuel Balce Ceneta / AP]
Pernyataan Pangeran Faisal bin Farhan datang selama diskusi virtual yang diselenggarakan oleh Institut Washington untuk Kebijakan Timur Dekat [File: Manuel Balce Ceneta / AP] /



MANTRA SUKABUMI – Selepas pertemuan dengan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo di Washington dalam membahas perihal perselisihan di Teluk Qatar.

Menteri luar negeri Arab Saudi telah mengisyaratkan kemajuan mungkin sedang berlangsung untuk menyelesaikan perselisihan tiga tahun dengan tetangganya di Teluk Qatar.

Pada 2017, Arab Saudi bersama dengan Uni Emirat Arab (UEA) Bahrain dan Mesir memutuskan hubungan diplomatik dan perdagangan dengan Doha dan memberlakukan blokade laut, darat dan udara di negara kaya gas tersebut.

Baca Juga: Waktunya Cek Merchant Baru ShopeePay Minggu Ini Untuk Referensi Makanan Hingga Kecantikan

Baca Juga: Kemnaker Pastikan BLT BPJS Ketenagakerjaan Gelombang 2 Tidak Akan Ditransfer ke 5 Rekening Ini

"Kami berkomitmen untuk menemukan solusi," kata Pangeran Faisal bin Farhan dalam diskusi virtual yang diselenggarakan oleh Institut Washington untuk Kebijakan Timur Dekat, sebuah wadah pemikir, pada hari Kamis. Seperti dikutip mantrasukabumi.com dari aljazeera.com.

“Kami terus bersedia untuk terlibat dengan saudara-saudara Qatar kami, dan kami berharap mereka juga berkomitmen untuk keterlibatan itu.

"Tapi kita perlu mengatasi masalah keamanan yang sah dari kuartet tersebut dan saya pikir ada jalan menuju itu" dengan solusi "dalam waktu yang relatif dekat," kata Pangeran Faisal.

“Jika kami dapat menemukan jalan ke depan untuk mengatasi masalah keamanan yang sah… yang mendorong kami untuk mengambil keputusan yang kami ambil, itu akan menjadi kabar baik bagi kawasan,” tambahnya.

Empat negara pemblokir menuduh Qatar mendukung "terorisme" dan mencampuri urusan dalam negeri mereka selama bertahun-tahun. Doha juga dituduh terlalu dekat dengan rival regional Iran.

Halaman:

Editor: Emis Suhendi

Sumber: Aljazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah