Microsoft Ingatkan Ada Serangan Peretas Rusia di Pilpres AS 2020, Biden dan Demokrat Jadi Target 

- 31 Oktober 2020, 10:06 WIB
Ilustrasi peretas.
Ilustrasi peretas. /PIXABAY

 

MANTRA SUKABUMI – Upaya yang dilakukan pihak Microsoft Corp dalam mengenali aktivitas peretasan di dunia maya mendapatkan hasil. Microsoft mengingatkan kepada lembaga dan dewan pakar nasional terkait aktivitas berupa serangan dari kelompok peretas rusia terhadap pihak-pihak yang terkait dengan Pilpres AS 2020.

Target utama dari kelompok peretas Rusia itu adalah situs partai Demokrat yang ada di negara-negara bagian yang menjadi kunci kemenangan Joe Biden. Kelompok peretas Rusia ini dikendalikan oleh intelejen Rusia untuk mengganggu jalannya demokrasi di AS. 

Kelompok peretas Rusia yang dituduh ikut campur dalam pemilihan presiden AS 2016 awal tahun ini menargetkan akun email partai negara bagian, Partai Demokrat di California, dan Indiana. Dikutip mantrasukabumi.com dari reuter.com pada Sabtu 31 Oktober 2020.

 Baca Juga: ShopeePay Day Digelar 15 Oktober Hadirkan Solusi Belanja Hemat Sambut Shopee 11.11 Big Sale

Baca Juga: Otoritas Moskow Siapkan Vaksinasi Massal Covid-19 Ketika Rusia Kekurangan Dokter 

Selain partai yang ada di negara bagian penting, lembaga pemikir berpengaruh di Washington dan New York pun dijadikan sasaran peretas, menurut orang-orang yang mengetahui masalah tersebut.

Upaya keras telah banyak dilakukan, di antaranya secara internal selama musim panas oleh Microsoft Corp MSFT.O, berhasil mengenali satu kelompok yang sering dijuluki "Fancy Bear". Aktivitas para peretas memberikan wawasan tentang bagaimana intelijen Rusia menargetkan Amerika Serikat menjelang pemilihan 3 November 2020.

Target yang diidentifikasi oleh Reuters, yang meliputi Pusat Kemajuan Amerika, Dewan Hubungan Luar Negeri dan Carnegie Endowment for International Peace yang berbasis di Washington, mengatakan mereka belum melihat bukti upaya peretasan yang berhasil.

Fancy Bear dikendalikan oleh badan intelijen militer Rusia dan bertanggung jawab atas peretasan akun email staf Hillary Clinton menjelang pemilu 2016, menurut dakwaan Departemen Kehakiman yang diajukan pada 2018.

Halaman:

Editor: Ridho Nur Hidayatulloh

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x