MANTRA SUKABUMI – Dinilai terlalu keras kecam Presiden Emmanuel Macron dan masa lalu Perancis, pernyataan Mantan PM Malaysia mendapat reaksi setimpal dari operator media sosial.
Postingan Mahathir Mohamad dihapus oleh Twitter dan Facebook, setelah kecam Macron dan Perancis atas serangan di gereja Nice.
Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad tersebut memperlihatkan dukungannya melalui komentarnya di media sosial atas aksi serangan ekstremis Muslim di Nice, Prancis, dengan mengatakan bahwa itu diambil di luar konteks. Dia juga mengkritik Twitter dan Facebook karena menghapus postingannya.
Baca Juga: ShopeePay Kembali dengan Merchant Baru untuk Kamu Nikmati Minggu Ini!
Baca Juga: Mudahnya Transfer Saldo ShopeePay, Ikuti 5 Langkah Ini
Mahathir, 95, memicu kemarahan yang meluas ketika dia menulis di blognya pada hari Kamis bahwa "Muslim memiliki hak untuk marah dan membunuh jutaan orang Prancis untuk pembantaian di masa lalu".
Twitter menghapus tweet dari Mahathir yang berisi komentar itu, yang dikatakannya mengagungkan kekerasan, dan menteri digital Prancis menuntut perusahaan itu juga melarang Mahathir dari platformnya.
"Saya memang muak dengan upaya untuk salah menggambarkan dan mengambil di luar konteks apa yang saya tulis di blog saya," kata Mahathir dalam sebuah pernyataan pada hari Jumat. Dikutip Mantra Sukabumi dilandir dari theguradian.com, pada Sabtu 31 Oktober 2020.
Dia mengatakan para kritikus gagal membaca postingannya secara lengkap, terutama kalimat berikutnya, yang berbunyi: “Tapi pada umumnya Muslim belum menerapkan hukum 'mata ganti mata'. Muslim tidak. Orang Prancis tidak boleh. Sebaliknya, orang Prancis harus mengajari orang-orangnya untuk menghormati perasaan orang lain. "