Badai Goni Filipina Tewaskan 16 Orang, Hancurkan 13.000 Rumah

- 2 November 2020, 19:15 WIB
Ilustrasi Topan Goni, badai besar yang diprediksi terjang wilayah Filipina pada Minggu, 1 November 2020.
Ilustrasi Topan Goni, badai besar yang diprediksi terjang wilayah Filipina pada Minggu, 1 November 2020. /Pixabay/skeeze

Menurut keterangan mereka, sekitar 13.000 hunian rusak dan hanyut ketika badai topan menghantam provinsi tersebut. Banyak penduduk melarikan diri ke tempat yang aman dari rumah mereka saat topan mendekat.

Seperti yang dikutip mantrasukabumi.com dari thestar.com, Cua menggambarkan bencana tersebut ‘sangat parah’ dan melaporkan bahwa beberapa daerah pantai dibanjiri oleh gelombang badai. Percakapan singkat antara Joseph Cua dengan beberapa pejabat Kabinet di Manila disiarkan langsung di TV pemerintah Filipina.

Baca Juga: Cek Fakta: Imbauan BRI bagi Penerima BPUM yang Tak Punya Usaha, Dana Akan Jadi Pinjaman

Sekitar 80% tiang listrik di Catanduanes roboh dan jalan yang menghubungkan 11 kota di provinsi tersebut belum bisa dilalui kendaraan, kata Cua.

Seorang Jenderal yang bertugas pulau tersebut meminta lebih banyak pasukan untuk membantu distribusi bantuan makanan dan air kepada penduduk. Dia menambahkan bahwa kamp militer hancur oleh terjangan Badai Goni dan tentara telah berkemah di bandara tetap beroperasi.

Sebuah pesawat kargo milik Angkatan Udara Filipina berencana akan mengirimkan paket makanan, air minum, selimut dan barang bantuan lainnya ke provinsi tersebut.

Topan Goni juga meluluhlantahkan provinsi terdekat Albay, di mana hujan lebat menyapu batu-batu besar dan material lumpur dari Gunung Berapi Mayon, menelan sekiranya 150 rumah di Kota Guinobatan.

Baca Juga: Tragis, Polisi Temukan Komedian Park Ji Sun dan Ibunya Meninggal Dunia di Kediamannya

Gubernur Albay, Al Francis Bichara, menyatakan bahwa dua warga tewas dan tiga lainnya masih hilang.

Sementara itu, Presiden Filipina Rodrigo Duterte berencana akan melakukan inspeksi udara di wilayah yang terkena dampak Badai Goni dalam perjalanan ke Manila. Pemimpin berusia 75 tahun tersebut dihujani kritik karena absen dari pandangan publik di tengah pandemi virus corona dan badai yang menerjang Filipina akhir-akhir ini, tetapi para asisten Duterte mengatakan dia tetap bekerja bahkan ketika jauh dari publik.**

Halaman:

Editor: Ridho Nur Hidayatulloh

Sumber: The Star


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah